Hampir dua tahun sejak terakhir kali kita masih akrab bertukar sapa.
Mencoba memutar kembali semua kenang tentang kita.
Iya, kita.
Kita yang tak pernah berakhir dengan sebuah kata.
Kau yang dahulu selalu hadir dalam setiap asa, kini telah aksa, dan hanya sebatas aksara dalam setiap sajak yang kutulis.
Hingga saat aku menulis ini, aku masih tak cukup berani membuka laman percakapan kita dulu, maupun segala hal tentangmu.
Tapi, kuharap, kau baik saja dan pasti baik saja.
Bukan aku benci.
Aku hanya takut,
rindu yang telah jadi semakin menjadi-jadi