Mohon tunggu...
Riyan Aulia Ramadhan
Riyan Aulia Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lahir di hari dan kota santri, tetapi belum pernah menjadi santri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Adab Retorika Dakwah: Kesopanan dan Keramahan dalam Komunikasi Islam

26 Juni 2024   07:31 Diperbarui: 26 Juni 2024   07:41 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Syamsul Yakin & Riyan Aulia Ramadhan (Dosen & Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah)

Dilihat dari segi praktis, retorika dan dakwah harus mengedepankan adab. Apa saja yang baik digunakan dan apa saja yang buruk harus ditinggalkan. Baik dan buruknya dalam konteks ini berlaku secara timbal balik, baik bagi komunikator (orator dan dai) maupun komunikan (audiens dan mad'u).

Secara umum, adab dalam Islam merupakan aturan tentang sopan santun yang berasal dari al-Qur'an. Adab ini digunakan untuk membangun komunikasi dialogis antar manusia. Dalam Islam, adab memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada ilmu.

Dalam komunikasi Islam (dakwah), kesopanan, keramahan, dan kehalusan budi pekerti sangat diutamakan. Oleh karena itu, komunikasi Islam tidak hanya fokus pada hasil, tetapi juga pada proses. Inilah yang menunjukkan pentingnya adab dalam retorika dakwah.

Dalam Islam, adab dan akhlak memiliki perbedaan. Adab adalah seperangkat aturan yang bersifat memaksa, sedangkan akhlak adalah dorongan hati tanpa paksaan dan merupakan respons spontan. Dalam retorika dakwah, adab lebih tepat digunakan karena sifatnya yang mengikat.

Sementara itu, akhlak atau respons spontan dari seorang orator atau dai muncul secara alami saat ceramah atau pidato. Respons tersebut tidak muncul karena terikat oleh aturan agama atau budaya, tidak direncanakan, atau dibuat-buat. Namun, akhlak dapat dipelajari, diulang-ulang, dan dijadikan kebiasaan.

Dilihat secara aksiologis, bagi orator dan dai, adab berperan dalam membimbing mereka untuk menjadi individu yang lebih baik dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan konteks waktu dan tempat tertentu. Hal ini merujuk pada konsep ethos dalam ilmu retorika yang juga mempengaruhi persepsi komunikan.

Berdasar uraian di atas adab retorika dapat dipahami sebagai berikut. Pertama, sebagai pedoman mengenai kesopanan, keramahan, dan budi pekerti saat berbicara untuk mengajak manusia berperilaku baik. Aturan ini khususnya ditujukan kepada orator atau dai.

Kedua, adab retorika dakwah adalah pedoman mengenai perilaku yang baik dan buruk yang bersifat mengikat dan harus diikuti saat seorang dai berdakwah atau orator berpidato. Poin utama dalam adab retorika dakwah adalah menjauhi perilaku yang keliru.

Ketiga, adab retorika dakwah merujuk pada bagaimana perilaku baik dan buruk dari seorang dai atau orator tercermin dalam segala jenis media, termasuk panggung dan mimbar (media tradisional), radio dan televisi (media konvensional), serta platform media sosial (new media).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun