Mohon tunggu...
Riyana Khairunnisa
Riyana Khairunnisa Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

learned a lot.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Dakwah dalam Al-Qur'an

6 Mei 2024   20:05 Diperbarui: 6 Mei 2024   21:30 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Syamsul Yakin dan Riyana Khairunnisa Hidayat (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Metode dakwah adalah memilih cara yang tepat dalam berdakwah sesuai dengan strategi dan pendekatan dakwah. Secara urut dapat dikatakan, pendekatan dakwah yang digunakani oleh dai di-break down (dipecah) menjadi strategi dakwah. Kemudian strategi dakwah yang dipilih oleh dai di-break down lagi menjadi metode dakwah.

Dalam al-Qur'an, metode dakwah itu ada tiga, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik". QS. al-Nahl [16]: 125

Metode dakwah pertama adalah bilhikmah (dengan hikmah).  Menurut  kitab Tafsir Munir karya Syekh Nawawi, bilhikmah dilakukan melalui dalil yang jelas dan bukti yang tepat.

Orang yang memiliki hikmah disebutkan di dalam al-Qur'an sebagai orang yang diberikan karunia yang banyak. "Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, dia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak". QS. al-Baqarah [2]: 269

Metode dakwah yang kedua adalah dengan memberikan pelajaran yang baik.
Bagi Syekh Nawawi, ajaran yang baik adalah bukti yang meyakinkan. Menurut Ibnu Katsir, hikmah yang baik adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan pelajaran yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi.

Metode dakwah yang ketiga adalah debat atau diskusi yang baik. Artinya para Dai harus berdebat dalam kondisi tertentu, tulis Ibnu Katsir. Namun hal itu harus dilakukan dengan cara yang baik. Ibnu Katsir melanjutkan, cara yang baik adalah dengan lemah lembut dan bijaksana.

Bagi Syaikh Nawawi, Berdebat dengan baik berarti menggunakan penalaran yang terorganisir (rasional dan sistematis). Demikian yang dikatakan Syekh Nawawi mengingat manusia terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, manusia yang berakal sehat. Kedua adalah manusia yang mempunyai pemikiran jernih, namun belum mempunyai akal sehat. Ketiga manusia yang hanya suka berdebat tapi tidak memiliki ilmu.

Dengan demikian, metode dakwah adalah cara dakwah yang dipilih oleh dai melalui bilhikmah, dengan memberikan pelajaran yang baik dan berdiskusi secara lemah lembut dan murah hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun