Mohon tunggu...
petrus supriyana
petrus supriyana Mohon Tunggu... -

Saya seorang penulis dari Yogya. Hobyku menulis puisi dan pernah menjuarai baca puisi di UNJ Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Karakter Positif

9 Maret 2014   04:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:07 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pantang menyerah adalah sebuah slogan untuk para pejuang pada jaman penjajahan Belanda dan Jepang. Pada jaman penjajahan Jepang, rakyat banyak yang gugur Karena kelaparan. Kelaparan karena tenaga mereka dipergunakan secara membabi buta demi keperluan penjajah. Namun dari segi atau sudut pandang lain, penjajah masih memperbolehkan rakyat Indonesia untuk menanam tanaman yang tentu saja bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi penjajah, namun juga bermanfat bagi rakyat, yaitu berlatih belajar untuk bercocok tanam. Pasti dalam hal itu, cara-cara menanam dan meningkatkan hasi pertanian telah diberikan oleh para penjajah.

Rakyat Indoneia khususnya petani sangat minim untuk dapat menghasilkan produksi pertanian. Ini banyak disebabkan oleh beberpa factor. Malas, lahan berkurang, pupuk mahal. Tanaman banyak hama, pestisida mahal. Kurangnya kesadaran dalam bertani. Dengan masalah tersebut banyak para petani yang beralih bekerja di pabrik, urbanisasi ke kota. Sehingga bangsa Indonesia sangat kekurangan dengan hasil produksi pertanian, khususnya beras. Indonesia membeli beras dari luar negri ( Thailand, Vietnam, Malaysia ). Kenapa swasembada pangan hilang……………….?

Panas bumi selalu bertambah derajatnya. Penanaman pohon digalakkan pemerintah. Penanaman sejuta pohon diluncurkan. Penanaman pohon di masukkan kurikulum beberapa sekolah. Bebera Sekolahmenjalankan sebuah mata pelajaran baru yang dimulai pada tahun ajaran 2011-2012. Pelajaran itu adalah Pendidikan Karakter. Di dalam pelajaran ini intinya adalah pembentukan karakter siswa, yang mudah-mudahan berdampak pada budaya positif. Pada tahun pembelajarn 2012-2013 Pendidikan Karakter disusupi atau dikolaborasi dengan pendidikan mulok yaitu penanaman pohon.Di dalam penanaman pohon ini ditekankan pada proses penanaman, pembuatan pupuk, perawatan tanaman, dan pengolahan sampah baik organic maupun anorganik. Dalam penaman pohon telah dilaksanakan. Dan yang menarik di sini adalah penanaman dengan media yang unik, tapi mengasyikkan. Contohnya media menggunakan sebuah pralon berukuran besar. Pralon ini di desain sedemikian rupa agar pohon dapat ditanam seperti layaknya pohon yang hidup di tanah. Anak di bawa dalam proses penanaman pohon tersebut. Pada awalnya mereka masih jijik, malas, tak bersemangat dan bahkan sama sekali tidak mau terlibat pada media penanaman atau tanah. Guru di sisni sangat diperlukan sebagai pendamping. Mendampingi bukan hanya mengawasi, menyuruh, tetapi ditekankan pada pemberian contoh. Sehingga karakter contoh sangat lekat pada jiwa anak-anak. Namun dengan bimbingan yang sabar dan tekun, akhirnya anak-anak mulai terjun langsung pada proses penanaman pohon. Minggu demi minggu mereka berproses, dan akhirnya mendapatkan hasil yang memuaskan. Karakter ikut terlibat, yaitu mau ikut merawat, dan mau peduli pelan-pelan muncul pada karakter anak-anak. Yang utama adalah karakter peduli pada sesama, khususnya lingkungan ( tanaman di lingkungan sekolah. Kebiasaan yang positif akan tertanam pada diri anak-anak. Walaupun pekerjaan itu sering dilaksnakan oleh pekerja taman, pembantu rumah tangga. Karena merekalah tanaman bisa hidup dan terawat. Namun tidak salah kalau dari dini anak sudah dikenalkan pada kepedulian pada lingkungan, terutama tentang penghijauan. Cinta pada tanaman akan memupuk cinta pada diri sendiri. Atau cinta pada diri sendiri akan dicerminkan pada lingkungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun