Mohon tunggu...
ahmad qawiarrayyan
ahmad qawiarrayyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya sekolah di universitas wiraraja kabupaten sumenep madura, dari pulau kangean kec.arjasa

hari ini lebih baik dari pada hari kemarin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semangat Bekerja Nelayan

17 Januari 2022   17:08 Diperbarui: 17 Januari 2022   17:40 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hamparan laut membiru damai berhias buih semilir ombak yang tiada membosankan terbentang di hadapannya. Semburat Mega kuning beringsut memeluk kaki langit di ufuk barat. 

Angin berdesir sepoi-sepoi menggirang bahwa sore menyegarkan. Sebentar lagi malam menyapa. Tibalah giliran taburan gemintang menghiasi angkasa dengan pijarnya yang berkedip-kedip, pemandangan serupa bukanlah sesuatu yang langka baginya.

Semangat bekerja sebagai nelayan sudah tidak biasa ditawarkan lagi, Sore yang cerah. awan menguning memeluk kaki langit di ufuk barat. Para nelayan sibuk mempersiapkan diri dan alat-alat tangkapnya. 

Sebentar lagi mereka akan menyerbu laut untuk guna memasang jaring. Sebelum matahari bersembunyi di ufuk barat, jaring-jaring mereka harus sudah terpasang di tempat strategis yang bisa dilalui ikan. Begitulah kebiasaan para nelayan di desa itu.

Dalam hitungan menit, perahu kayu itu sudah melencur bagai roket ke arah Utara, menuju parairan teluk pulai sebellah. Semakin keras terjangan angin kelayar, semakin kencang pula pacuan sampan. 

Dari jauh terlihat perahu-perahu sejenis kejar mengejar menuju arah yang sama. Warna layar yang rupa-rupa semakin memperelok pemandangan sore itu. Seperti ini ternyata pekerjaan seorang nelayan. Resikonya Sangatlah besar. 

Dia tidak bisa membayangkan seandainya tiang penyangga layar yang terbuat dari bambu itu tiba-tiba patah? Bagaimana jika tiba-tiba kemudian perahu yang terbuat dari kayu itu patah? Bagaimana jika tiba-tiba perahu hanya lebarnya beberapa miter dan panjangnya tak seberapa itu terbelah?. 

Sunggu betapa besar keberanian yang dimiliki para nelayan itu. Konsep tawakkal yang tertanam di benak mereka sangat besar adanya. Bayangkan dengan peralatan yang serba terbuat dari kayu itu, mereka berani melewati laut biru, menentang ombak dan badai demi melabuhkan jaring-jaringnya di tempat lalu lintas ikan di malam hari. Sungguh keberanian yang jarang dimiliki sembarang orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun