[caption id="attachment_324779" align="aligncenter" width="326" caption="sumber: rakyat merdeka online"][/caption]
Konvensi Capres Partai Demokrat telah berakhir. Seiring keputusan PD untuk tidak memunculkan poros baru ataupun bergabung dengan poros lain (netral), lenyap sudah kabar - kabari peserta konvensi. Namun, berita mengejutkan datang dari Wakil Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, yang mengungkapkan sebagian peserta konvensi akan memberikan dukungan kepada Jokowi-JK (viva, 20/5). Â Sayangnya, Hasto tidak mengungkapkan lebih jauh identitas peserta konvensi dimaksud.
Sebagaimana diketahui, konvensi PD diikuti oleh 11 peserta. Tanpa niatan sedikitpun mengecilkan arti peserta lainnya, tulisan kali ini akan menganalisa kemungkinan berlabuhnya nama-nama tertentu ke Jokowi-JK, yaitu:
1. Anies Rasyid Bawesdan (Rektor Universitas Paramadina)
Tokoh muda dalam bidang pendidikan ini mempunyai visi untuk mewujudkan pembangunan Indonesia yang lebih mengutamakan pembangunan manusianya sehingga mampu melahirkan manusia yang merdeka, sejahtera, sehat, terdidik dan bermartabat. Syarat bagi terwujudnya pembangunan manusia  adalah terpenuhinya sarana kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia hingga ke pelosok daerah. Untuk itu, solusi yang ditawarkan Anies Bawesdan adalah pemberdayaan puskesmas.
Menilik program andalan Jokowi di Solo dan Jakarta yang mengutamakan pelayanan puskesmas bagi rakyat kurang mampu kiranya sudah cukup menjawab adanya keseragaman visi dan misi di antara kedua tokoh tersebut. Apalagi ditambah dengan "revolusi mental" nya Jokowi, klop sudah dengan arah pembangunan Anies Bawesdan yang mengutamakan pembangunan di bidang pendidikan.
2. Â Dahlan Iskan (Menteri BUMN)
Dalam berbagai kesempatan, telah terjadi kesepakatan antara BUMN dengan Pemprov DKI dalam pengerjaan proyek pembangunan di Jakarta guna mengatasi permasalahan banjir, macet dan penataan kawasan kumuh. Pembangunan di Jakarta sulit terwujud tanpa adanya dukungan kebijaksanaan dari Pusat. Untuk itu Jokowi bersama Dahlan Iskan mendobraknya dengan menjalin kerjasama dalam pembangunan infrastruktur dan fasilitas pelayanan masyarakat. Modal kerjasama seperti inilah yang membuka potensi bergabungnya Dahlan Iskan ke Jokowi-JK.
Dahlan Iskan juga memiliki pandangan yang sama terkait pengembangan BUMN. Dahlan Iskan tidak menampik adanya kepemilikan asing di BUMN melalui pembelian saham. Hal itu diperlukan guna mendukung terlaksananya program-program BUMN. Pemberdayaan BUMN menjadi lebih penting agar mampu menguasai kembali aset BUMN daripada nasionalisasi aset seperti yang dijanjikan oleh Prabowo. Sejalan dengan Dahlan Iskan, Jokowi mengupayakan pembelian PT PAM Lyonnaise Jaya (Palya) oleh BUMD DKI yaitu PT Jakarta Propertindo dan PT Pembangunan Jaya. Langkah besar telah diambil Jokowi tanpa menciderai aturan dan etika internasional guna memenuhi kebutuhan air warga DKI.
3. Gita Wiryawan (Menteri Perdagangan)
Pernah digadang-gadang sebagai cawapres Jokowi, Gita Wiryawan dinilai memiliki platform kebijakan yang sama dengan Jokowi. Pilar ekonomi Jokowi untuk mandiri dalam ekonomi serupa dengan kebijakan perdagangan Gita Wiryawan yang membatasi arus masuk barang impor. Solusi Jokowi terkait peningkatan konektivitas antar pulau sekaligus menyediakan sarana yang efektif bagi bergeraknya komoditi di antara sentra-sentra industri yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia.