Masih teringat dalam benak kita ketika Habibie angkat koper dari Jerman untuk membangun industri penerbangan di tanah air melalui Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Usaha keras yang akhirnya membuahkan hasil berupa penerbangan perdana pesawat N250 pada 10 Agustus 1995 yang dicanangkan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas).
Namun, sayang kedigdayaan putera bangsa di industri dirgantara tersebut dihancurkan oleh sekelompok orang yang dikomandani oleh Soedradjat Djiwandono. Sang mantan Gubernur BI pada masa kejatuhan rezim tersebut mengeluarkan kebijakan BLBI senilai Rp. 153 trilyun yang mengakibatkan bangsa ini bertekuk lutut di kakinya IMF. Letter of Intent (LoI) sebagai syarat dikucurkannya hutang IMF memuat ketentuan untuk menghentikan industri penerbangan di Indonesia.
Sempat meneteskan air mata yang digambarkan secara dramatis di film "Habibi & Ainun", Habibi mengatakan "saya sudah memberikan yang terbaik untuk bangsa ini, bangsa ini adalah bangsa yang besar, namun sayang mentalnya belum siap untuk diajak maju".
IPTN yang telah berubah nama menjadi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah bangkit kembali. Pada awal 2012, PTDI mencatat keberhasilan dengan mengirimkan 4 unit CN235 ke TNI Angkatan laut dan 24 unit heli Super Prima ke Eurocopter. PTDI juga mengembangkan pesawat KF-X bersama Korea yang menelan biaya senilai US$ 8 milyar. Bahkan, Â Airbus tidak mau ketinggalan untuk bekerjasama dengan PTDI melalui anak perusahaannya Airbus Military.
Esemka adalah perusahaan industri mobil nasional yang awalnya digagas Jokowi ketika menjabat sebagai Walikota Surakarta. Sebagai perintis, berbagai langkah perbaikan terus dilakukan hingga terhitung yang ketiga kalinya Esemka berhasil lolos uji emisi yang dipersyaratkan pemerintah.
Mampukah Esemka menyusul keberhasilan CN235? secara logika sangat mudah bagi bangsa kita untuk mewujudkannya. Dari segi teknologi, bikin pesawat saja mampu apalagi cuman ngembangin mobil. Esemka juga akan memberikan kontribusi yang berarti terhadap penyerapan lapangan kerja selain harga mobil lebih murah dibandingkan mobil impor.
Akankah mobil Esemka dijegal seperti yang dilakukan Soedradjat Djiwandono kepada CN235? Tanyakan pada diri kita sendiri "siapkah mental kita untuk maju?"
Salam Jokowi YES!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H