Aku adalah badanku yang tak pernah ke mana-mana. Bila aku ke mana-mana, hanya kepalaku yang berjalan ke mana-mana. Presentasi di mana-mana, Â juga berjalan dan terbang sampai ke beberapa benua.
Aku adalah badan yang bisa terawat bila kepalaku berbicara tentang perawatan. Aku akan tampak cantik bila kepalaku mengerti tentang keindahan. Aku akan bersih bila kepalaku tau manfaatnya. Aku adalah hal istimewa bila kepalaku memahami. Aku menaungi. Aku meneduhi.
Aku selalu hamil walau aku sebenarnya bukan perempuan jugan bukan lelaki. Dari perutku lahir ribuan anak-anak sempurna juga anak-anak cacat. Aku dan anak-anak yang akan kulahirkan, empat puluh persen tergantung kedigdayaan kepalaku. Mereka adalah generasi yang akan memperindah dunia dan mengobarkan semangat perdamaian dan kejujuran. Aku melahirkan ribuan anak-anak kehidupan, anak-anak yang kelak akan mampu berbicara dengan kepalaku sendiri. Aku hanya mengerti bila kepalaku mengajak bicara, tetapi aku ditakdirkan tak bisa bicara dengan kepalaku sendiri, kecuali alam mendukungku, angin, badai, topan dan gempa.
Aku. Namaku panjang tetapi mudah diingat, karena aku selalu punya nama depan yang sama di seluruh dunia: sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H