Mohon tunggu...
Riyadi as
Riyadi as Mohon Tunggu... Foto/Videografer - wiraswasta

Hidup ini indah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Batu Bara Berasal dari Fosil Apa? Serta Kelebihan Manfaat Batu Bara

15 Juli 2022   10:13 Diperbarui: 15 Juli 2022   10:20 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bersamaan dengan pertambahan temperatur dan penekanan, lignit alami peralihan dengan bertahap jadi batubara sub-bituminus, selanjutnya bituminus dan sebagai rangking paling tinggi jadi antrasit. 

Batubara dengan rangking yang semakin tinggi (antrasit) biasanya lebih keras, mempunyai kandungan karbon yang semakin banyak, tingkat kelembapan yang lebih rendah, dan hasilkan energi yang semakin banyak.

Batubara untuk sumber energi di Indonesia

Keinginan energi Indonesia dikuasai oleh konsumsi listrik dan diprediksi akan bertambah didorong oleh pembangunan ekonomi dan komunitas yang tumbuh cepat.

 Agar bisa menyamakan keinginan energi ini, pemerintahan Indonesia sudah memutuskan sasaran untuk pembangkit listrik sampai 135,5 GW di tahun 2025, dan dituangkan dalam Ketentuan Presiden (PerPres) No.22 / 2017. 

Suplai energi primer di Indonesia khususnya didasari pada bahan bakar fosil seperti minyak, gas, dan batubara. Peraturan energi nasional memutuskan pembagian sumber energi di tahun 2025 yakni minyak (20%), gas (30%), batubara (33%), dan energi baru-terbarukan (17%). Bidang pembangkit listrik ialah customer batubara paling besar di Indonesia. 

Kenaikan konsumsi batubara benar-benar berarti di bidang pembangkit listrik, yakni dari 56 juta ton pada 2006 dan diprediksi jadi 123,2 ton pada 2025. Sementara Indonesia sendiri mempunyai sumberdaya batubara sejumlah 149,009 miliar ton dan cadangan sejumlah 37,604 miliar ton (data Tubuh Geologi di tahun 2018).

Ingat batubara mempunyai karakter tidak terbarukan dan dibuat proses dari geologi sepanjang beberapa puluh bahkan juga beberapa ratus juta tahun, karena itu sangat sayang jika pendayagunaannya tidak mempunyai nilai lebih. Disamping itu, pembakaran batubara untuk kepentingan pembangkit listrik hasilkan "sampah padat beresiko dan beracun". 

Peningkatan dan riset harus dilaksanakan berkaitan dengan pemakaian batubara dan pendayagunaan sampah batubara, diantaranya gas metana batubara (coal bed methane), batubara tercairkan (liquified coal), batubara tergaskan (gasified coal), atau pendayagunaan "sampah" batubara untuk hasilkan sumberdaya non-konvensional yang menambahkan nilai dan efektivitas pemakaian batubara di Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun