Mohon tunggu...
Bima Setia
Bima Setia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Be nice person

Learn to be human..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jadi Bandit

10 Juni 2020   18:13 Diperbarui: 27 Maret 2021   14:01 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Halo Bim lagi di mana lu?" Terdengar suara Pak Amin ditelepon memanggilku." Iya Pak lagi di jalan nih arah Tanjung Perak " sahut ku." Ya udah lu kemari deh sekarang bisa kan? " "Oke baik Pak" jawab ku.Ku arahkan mobil ke kantor pak Amin.Kantor BUMN yang sangat bergengsi. Oh ya.. perlu ku jelaskan sedikit, Pak Amin ini adalah ketua panitia pengadaan barang dan jasa di instansi tersebut. Walaupun golongannya rendah tetapi pengaruhnya sangat besar di situ 

30 menit kemudian sampailah aku di kantornya. Setelah menyapa security bergegas aku memasuki ruangan Pak Amin. Wajahnya semringah ketika melihat kedatangan ku, " ah payah lu kalau nggak ditelepon nggak mau datang ke sini" candanya dengan akrab."Ah bisa aja bapak, saya sering kesini bapaknya aja sibuk terus "balasku sambil tertawa." Nih ada rezeki mau nggak lu? " tanyanya. Spontan kujawab " ya mau lah pak". 

Langsung beliau menjelaskan dengan serius mengenai suatu proyek yang bernilai lumayan saat itu. Proyek itu adalah proyek pengadaan barang yang harus ditenderkan secara terbuka melalui   e-procurement yaitu lelang pengadaan yang pendaftaran,pemasukan berkas-bekas kelengkapannya lewat media internet. 

Saat itu atasan Pak Amin yaitu pak Munawar,merekomendasikan kawan satu  almamater nya sebagai pemenang tender tersebut. Kebetulan kawan pak Munawar ini agak sombong karena merasa lulusan Universitas teknik di Perancis hingga menganggap remeh para anggota panitia pengadaan yang rata-rata lulusan universitas lokal.Pak Amin segera mengatur strategi agar dapat "mengerjai" pak Robert kawan dari Pak Munawar tadi. 

Syarat untuk mengikuti tender tersebut adalah harus ada minimal 5 perusahaan peserta dengan kualifikasi khusus yang memasukkan penawaran. Jika salah satu perusahaan mengundurkan diri saat pembukaan penawaran maka tender tersebut  dinyatakan batal dan harus diulang lagi 3 bulan kemudian.

"Jadi gini Bim, lu masukin 4 perusahaan (sewaan) untuk ikut jadi peserta tender, nanti gua kondisikan sama teman-teman IT agar perusahaan-perusahaan yang lain nggak bisa ikut kecuali perusahaan pak Robert".Setelah diatur sedemikan rupa maka masuklah 4 perusahaan ku mendaftar sebagai peserta tender.

Seminggu kemudian muncul nama-nama peserta tender di situs BUMN tersebut. Seperti yang sudah direncanakan, perusahaan yang yang ikut adalah 4 perusahaan di bawah koordinasi ku dan 1 perusahaan milik pak Robert.

Di sinilah permainan dimulai. Atas arahan pak Amin aku menghubungi kantor pak Robert. Sesuai dengan waktu yang aku dan pak Robert sepakati, kami bertemu di kantornya di bilangan Kenjeran Selatan.

Dengan yakin aku utarakan bahwa aku juga ingin menjadi pemenang tender tersebut. Beliau agak terkejut dipikirnya tender tersebut sudah 100% miliknya. Dia menggertak" wah... pak Bima dari mana anda akan membeli barang tersebut sedangkan pihak pabrik sudah mendukung saya" katanya dengan sombong. 

Tak mau kalah aku balik menggertak "Saya akan beli dari perusahaan bapak... gimana?" Dia terlihat mulai bingung, mungkin dipikirnya aku gila.Masa ikut tender tapi membeli barang barang nya dari saingan.. aneh. Akhirnya dia menjelaskan bahwa jika aku membeli barang darinya maka keuntungannya akan tipis sekali dan dia tidak akan bisa memenuhi komitmennya dengan pak Munawar untuk berbagi keuntungan. Lalu aku mulai menekannya jika dia tidak bisa berbagi denganku maka aku akan batalkan keikutsertaan 4 perusahaan ku dan otomatis tender akan batal. Bisa dibayangkan kerugian yang akan diderita pak Robert jika tender tersebut batal DP yang sudah ia bayarkan ke pabrik di luar negeri akan hangus. 

Segera dia menarik tanganku untuk berjabat tangan dengan ekspresi memohon" Ya udahlah begini aja pak Bima, anda tolong bantu saya ya, ini ada dana sekian untuk pak Bima (senilai mobil baru saat itu)". Dalam hati saya langsung seer..seer...he..he..he..he..he. Tetapi dengan wajah dingin Aku jawab" Wah nggak bisa pak, nanti saya yang repot ditegur atasan saya, bisa-bisa saya dipecat". Makin bingung dia berkata " ini saya tambah lagi 30 juta supaya Pak Bima aman juga". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun