Studi-studi tersebut di atas mengarah kepada kesimpulan kecenderungan terjadinya perubahan cara membaca kita dari yang semula linier, -runut dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah- , menjadi sebuah proses 'sapu jagad' yang dilakukan dengan sangat cepat. Melompat-lompat mengabaikan suatu baris di sini, kepada baris di sana. Perhatian (attention) adalah elemen penting untuk mengintegrasikan pemahaman dengan memori jangka panjang di otak kita.Dan hal itulah yang memudar bersama cara kita memperoleh pemahaman di internet, yang terbawa pada cara membaca sehari-hari. Mengakibatkan pemahaman 'sepotong-sepotong' sebagai hasilnya.
Lantas, apa artinya semua ini? Apa hubungannya dengan kita? Jika Anda seperti saya dan orang kebanyakan orang, cara kita menjelajah internet juga telah mengalami perubahan dari masa sembilan tahun lalu. Sudah umum jika kita membuka jendela browser dengan empat atau lima tab di dalamnya. Kita membuka akun Facebook sambil menyetel video Youtube, dan googling di saat yang bersamaan. Kebiasaan untuk menjadi 'otak multikerja' beserta membaca dengan cepat telah terbawa sampai keseharian kita.
Bisa jadi di antara sekian banyak pembaca, sebagian besar adalah pembaca cepat tersebut yang terlanjur berpindah ke halaman lain sebelum menyelesaikan ini. Untuk Anda yang masih bersama saya, selamat. Anda tergolong kelompok yang sedikit dari orang-orang yang masih memiliki kemampuan membaca linier. Bukan hal yang remeh.
Aktivitas membaca adalah bagian penting dari transfer ilmu pengetahuan. Kita menjalani proses memahami suatu hal, menyerupai cara kita melakukan perenungan, atau membaca sebuah novel. Kita mengikuti secara naratif sudut pandang seorang penulis yang perlahan membangun argumennya seperti plot dalam novel membentuk ceritanya. Kita mengikuti dengan penuh khidmat dan perhatian, dimana kita masuk ke dalam alam ceritanya. Sampai pada satu titik terdapat konflik dimana kita tidak sepenuhnya setuju dengan pikiran penulis. Dan kita tetap melanjutkan perlahan dengan sabar. Hingga akhirnya muncul resolusi yang sedikit banyak membuat kita memahami sudut pandang penulis, untuk kemudian membuat kesimpulan sebagai akhir cerita.
Demikian pula dengan perenungan yang menjadi bagian dari proses kreatif. Proses kreatif membutuhkan saat berpikir mendalam dimana tidak ada gangguan yang memecah perhatian kita. Bukannya perasaan tergesa-gesa ingin mengetahui lebih banyak hal, yang berlanjut kepada ketergesaan mengetahui dan melakukan lebih banyak lagi. Hal yang lazim kita temui dari berselancar di dunia maya. Nicholas Carr sendiri mengakui "dulu, saya adalah penyelam kata-kata. Kini, saya bergerak cepat di permukaannya seperti orang yang mengendarai jet ski". Kemampuan untuk memusatkan perhatian, untuk fokus, tidak tergesa-gesa dengan kesimpulan menjadi elemen penting dari berpikir mendalam yang membawa kepada kreativitas.
Tentu Anda tidak sepenuhnya setuju karena internet memang bukan ditujukan untuk membaca secara mendalam seperti membaca novel, kita menggunakan internet hanya untuk keperluan rekreatif dan pencarian data secara cepat. Tidak ada yang salah dengan itu. Yang kurang tepat adalah saat Anda menjadi tidak peduli dengan akibat yang ditimbulkan internet sebagai kebiasaan baru yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari. Sekedar menikmati tanpa melakukan yang diberikannya terhadap sesuatu yang diambilnya: cara kita berpikir dan membaca secara mendalam.
Membaca adalah bagian vital dari khazanah bahasa. Perubahan dalam cara membaca juga berpengaruh ke dalam cara kita memahaminya. Kini saatnya Anda mulai menimbang cara untuk menemukan keseimbangan. Perubahan memang tak terhindarkan. Kita tak bisa sepenuhnya lepas dari internet yang penting bagi kehidupan kita. Ada kalanya kita perlu melakukan teknik scanning, ada kalanya kita memiliki kebutuhan menemukan informasi secara cepat. Tapi kita juga memerlukan kemampuan membaca secara kontemplatif dan mendalam untuk mendapat pemahaman yang utuh. Hal inilah yang amat sulit diperoleh dari internet yang menampilkan begitu banyak gangguan, tautan ke halaman lain, dan berbagai macam atribut yang justru memenuhi kita dengan hal yang mendesak namun tidak penting. Keseimbangan adalah kuncinya.
Jika Anda tidak ingin kemampuan Anda dalam berpikir mendalam tergerus sepenuhnya oleh sistem sapu bersih ala teknik membaca internet, kini saatnya untuk Anda mulai mempertimbangkan membaca penuh kesabaran karya-karya sastra hebat. Anda perlu melatih kembali 'otot-otot' membaca Anda, meraih kembali kemampuan kontemplatif Anda demi menghasilkan kreativitas.
Yang terbaik yang bisa saya rekomendasikan, mulai sekarang masukkan ke dalam 'menu harus dibaca' Anda puisi-puisi Taufik Ismail atau karya Ahmad Fuadi 'Negeri 5 Menara',mungkin? Pilihan asyik jika ingin pengalaman membaca yang penuh pendalaman.
Selamat menikmati. Raih kembali keseimbangan dalam cara membaca,
Anda pasti bisa.