Setiap hari kita mendengar kampanye anti-korupsi yang ditujukan kepada para elite pemangku kebijakan di simpul-simpul kekuasaan. Harapannya, agar mereka ingat bahwa amanah yang diemban harus dijalankan dengan sebaik-baiknya dan dikembalikan untuk kepentingan rakyat. Bukan untuk memperkaya diri sendiri, apalagi golongan dan partai politik tempat ia bernaung.
Namun di sisi lain, masyarakat dalam hal ini pengguna GW gagal menjadi contoh yang baik kepada orang lain untuk mengembalikan fasilitas yang ia sewa. Ini bukan soal nominal, tapi integritas masyarakat kita yang masih rapuh.
Bagaimana bisa kita berharap para elite mampu menjaga amanahnya dengan baik. jika dalam ruang lingkup terkecil yakni setiap individu manusianya saja masih belum bisa menjadi contoh yang baik dengan tidak menjadi maling.Â
Kita tidak perlu berkelit dengan retorika "bahwa kejahatan ada karena ada kesempatan, ini bisa terjadi karena sistem dan aplikasi yang diterapkan tidak bisa mendeteksi helm yang digunakan pengguna dst." Ini bukan soal kesempatan, tapi soal penyakit akut yakni rendahnya kejujuran dan kesadaran masyarakat kita.
Ironinya lagi, itu semua terjadi di Ibukota Jakarta yang merupakan representasi dari masyarakat modern yang ada di Indonesia. Sebagai ibukota, seharusnya warga Jakarta bisa menjadi contoh yang baik agar investor bersedia melirik daerah lain untuk mengembangkan bisnisnya.
"Kalau Jakarta saja seperti ini, bagaimana dengan daerah lain yang tingkat pendidikan dan kesejahteraannya lebih rendah?" Mungkin itu, gumam para investor melihat apa yang terjadi pada hilangnya ribuan helm Grab Wheels.
Sejatinya, suatu hal besar dimulai dari yang terkecil. Kebiasaan hidup seseorang akan menjadi pola yang akan membentuk karakteristik pribadinya.
Ini adalah PR kita bersama, wibawa suatu bangsa akan terbangun dari komitmen tinggi setiap individunya. Jangan berharap dan bermimpi, bangsa ini akan besar dan mampu bersaing dengan negara maju di belahan dunia lain, jika tidak dimulai dari memperbaiki diri kita sendiri.
Tabik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H