Pemilu 2019 bisa jadi adalah pemilu terunyam yang dijalani politisi Fahri Hamzah. Berbagai manuver dijalani demi menyukseskan ambisi politiknya usai dipecat oleh partai yang dia besarkan yakni Partai Keadilan Sejahtera.
Namun semua usaha Fahri tampaknya sia-sia, jika kita melihat hasil pemilu berdasarkan situng KPU dan prediksi sejumlah lembaga survei yang telah dirilis. Berikut adalah uraiannya.
Gagal Membonsai PKS
Diawali dari perang urat syaraf antara Fahri dengan jajaran anggota Fraksi Keadilan Sejahtera di DPR. Majelis Tahkim PKS pada 11 Maret 2016, memutuskan memecat Fahri dari seluruh jenjang jabatan di kepartaian.
Namun, Fahri tidak terima dengan putusan Majelis Tahkim. Ia justru menempuh jalur hukum dengan melaporkan kasus pemecatan dirinya ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Gayung bersambut, Pengadilan pun mengabulkan sebagian putusan Fahri, dengan menetapkan dirinya masih menjadi kader partai, anggota DPR dan Wakil Ketua DPR. Tidak hanya itu, Majelis Hakim juga memerintahkan PKS agar membayar ganti rugi imateril sebesar Rp 30 miliar.
Sampai sekarang, kasus ini masih berlanjut ditingkat MA, PKS terus berusaha mengajukan peninjau kembali atas putusan MA yang menolak kasasi PKS. Sekaligus, mengesahkan dua putusan sebelumnya, ditingkat Pengadilan Negeri dan Tinggi.
Selanjutnya, masih soal perseteruan PKS dengan Fahri. Kamis, 8 Maret 2018, Fahri melaporkan Presiden PKS Sohibul Iman, ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan dugaan penyebaran fitnah, permufakatan jahat, hingga pemalsuan dokumen, terkait pemecatannya dari PKS.
Dengan kasus ini, al-hasil Sohibul pun jadi bulan-bulanan kepolisian. Dirinya harus bolak-balik memenuhi panggilan untuk dimintai keterangan.
Konflik PKS VS Fahri tidak berhenti sampai disitu. Fahri bersama koleganya yang juga mantan Presiden PKS, Anis Matta, mendirikan ormas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi).
Mesti diakui, pengaruh dua sahabat kental ini masih cukup kuat di partai berlambang bulan sabit, padi dan kapas ini. Itu ditandai dengan banyaknya kader partai yang menyeberang ikut bersama Fahri.
Lebih mengenaskan lagi, berdirinya Garbi seakan mendapat restu dari sejumlah partai koalisi PKS di pilpres 2019. Ini terlihat dari sejumlah tokoh yang hadir pada saat deklarasi Garbi di Jakarta, Minggu 3 Maret 2019. Tokoh yang hadir diantaranya, Ketum PAN sekaligus Ketua MPR Zulkifli Hasan, Waketum Gerindra Fadli Zon, dan Ketua DPD Gerindra DKI M. Taufik.