Mohon tunggu...
Adiyadh Riyadh ML
Adiyadh Riyadh ML Mohon Tunggu... profesional -

ART IS AN ACTIVISM

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tak Kunjung Nol

19 Mei 2014   23:56 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:21 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

1998,… detik – detik rezim sang jendral besar dipertaruhkan

Runtuhkannya dengan gelombang kemarahan

Meski kemarahan terhadap apa, tak seorangpun tuntas beri penjelasan

Ibu kota jadi rimba raya gelombang ketakpuasan

Tanah retak, gedung-rumah, dan pertokoan dibakar diluluh-lantakkan

Ragam macam slogan dilahirkan dimuntahkan

Kengerian, kehancuran, kekerasan : layaknya hiburan akhir pekan

Desa – desa tak tau duduk persoalan

Simbah – simbah tak berkedip atas tontonan kebengisan

Sungguh harga tak terkira bagi sebuah keberangkatan

1998,… istana Negara dan senayan diamankan

Satu trisakti dua semanggi mendapat catatan

Akhirnya sang jendral besar perkenankan kekuasaan

Sang wakil serta triumvirat tak tertata, terlewatkan

Naiklah bung habiebie lanjutkan kemudi perjalanan

Oleh legitimasi terpaksakan, oleh legalitas diproblemkan

Penegakan HAM, berantas korupsi, supremasi hukum, dan ketentaraan

Parpol – parpol ditertibkan didisiplinkan

Biro – biro krasi ditata ulang atas ragam kepentingan

Tabiat kesewenangan kekuasaan dijinak-haluskan

Yudikatif mendapat jatah rumah kekuasaan, meski sedemikian perlahan

Angin segar bagi segumpal harapan

Hari ini kusaksikan dengan terang

Harga tak terkira dari sebuah keberangkatan

Belum dapat terbayarkan, sebab naiki kapal tak bertuan

Kerap dihantam gelombang ketakpastian

Atas tujuan perjalanan yang tak tertetapkan

Bagaimana nasib perjalanan dilanjutkan

Padahal berdasar atas ketakwarasan

Hari ini dengan terang kusaksikan

Jiwa bangsaku Tak Kunjung Nol dari usang lampau peradaban

Yang sedemikian ditanam-tancapkan sang jendral besar

Bagaimana kembali lanjutkan perjalanan

Atas tahun – tahun yang penuh kejutan

Tangerang, Mei 2006

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun