Mohon tunggu...
Riyadh Darius
Riyadh Darius Mohon Tunggu... karyawan swasta -

belajar menguntai kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Konsistenkah Karakter Islamimu?

13 Agustus 2013   09:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:22 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku pernah teringat ketika anak sulungku berjalan merunduk terlihat malu ketika berjalan disampingku, saat itu kami yang baru pulang dari sholat di masjid langsung mampir ke pusat pertokoan untuk membeli sedikit keperluan.
Penasaran aku bertanya, kenapa mas kok kamu berprilaku aneh? Jawaban yang aku dapatkan cukup membuat terkaget dan tersenyum, ternyata dia sempat malu dan merasa canggung karena banyak orang yang memperhatikan dirinya, dan dia merasa pakaiannya yang waktu itu menggunakan baju gamis dan celana 7/8 menjadi penyebabnya. “Tak perlu malu mas, itulah identitasmu sebagai muslim dan kamu harus bangga telah dipilih sebagai hambaNya”, Pakaianmu juga sebagai syiar agamamu” begitu jawaban singkatku waktu itu berharap bisa membuat dirinya tidak perlu bersikap seperti itu.
Sekarang patutlah aku bertanya juga pada diri ini, “apakah aku juga konsisten dengan penampilan islam? dan apakah aku  sudah berkarakter sebagai seorang muslim yang baik?, masih adakah terbersit rasa canggung dan malu-malu menunjukkan identitas islam?"
Sebenarnya identitas itu perlu, terlihat dari lingkungan sekitar kita. Negara yang ada di bumi ini punya bendera sebagai syiarnya,  lihatlah rakyatnya-pun penuh semangat nasionalis menunjukkannya. Perusahaan di dunia sebagian besar mempunyai logo dan karyawan yang bekerja di dalamnya bersemangat mempublikaskannya..begitu bukan? Begitulah seharusnya aku bersikap, bersemangat untuk menunjukkan syiar Islam.
Aku dan kita semua juga telah mengetahui bahwa hanya dengan menampakkan karakter sebagai seorang muslim yang baik sudah merupakan dakwah bagi agama kita. Dan cobalah renungkan, kadangkala pakaian muslim yang kita kenakan berpengaruh sedikit banyak kepada prilaku kita, tak hanya sekedar penutup aurat tapi juga mampu sebagai pengingat. Tak sedikit orang yang tiba-tiba malu melakukan hal buruk ketika dia sadar bahwa dirinya sedang mengenakan pakaian muslim, dia tidak mau merusak pandangan orang lain terhadap agama ini akibat sifat buruknya tersebut.

Apa yang terjadi saat ini? tak sedikit syiar agama ini terlupakan, betapa banyak syiar kewajiban yang terlalaikan. Dan sesungguhnya diri kita semua mampu ber-syiar untuk agama ini, namun sejauh mana kita memasarkan Syiar Allah Ta’ala?. Lihatlah di bulan Ramadhan bulan yang mulia ini, tampak begitu banyak syiar-syiar Islam yang semakin menambah agungnya bulan ini. Terpikirkah kita untuk bulan-bulan lainnya, bisa jadi suasana agung di bulan Ramadhan ini akan terus terbawa ketika semua tetap konsisten untuk memenuhi berbagai ruang kehidupan dengan syiar-syiar Islam. Ribuan kalimat tausyiah terucap dimana-mana, lantunan tilawah bersaut-sautan, mesjid-mesjid penuh berisi berbagai kegiatan, semua orang menahan kesabaran, mencoba selalu berbuat kebaikan. InsyaAllah kehidupan tidak sepi dengan nafas Islami.


Bersyukurlah kita telah menjadi manusia pilihan sebagai umat Nabi Muhammad Salllallahu alaihi wassalam dan agama Islam menjadi pegangan kita semua. Sungguh, Syiar-Islam sangat patut untuk diperjuangkan. Tak perlu canggung untuk ditunjukkan. Dan Bukankah Allah Maha membalas kebaikan dengan kebaikan. Biarkan orang melihat tampilan, tutur-kata, sikap dan perilaku kita adalah cerminan indahnya Islam, maka perhiaslah dirimu dengan Syiar-Nya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun