Seiring dengan perkembangan zaman yang pesat dalam teknologi, akhir-akhir ini Artificial intelligence (AI) menjadi sorotan utama dalam diskusi masyarakat global. Di antara berbagai implementasi AI yang diperkenalkan, Sora menonjol sebagai salah satu fitur yang kontroversial. Sora sendiri merupakan generator yang mampu mengubah teks menjadi video berdurasi 1 menit, hal ini menarik banyak perhatian individu dan organisasi. Bagaimana tidak, anda mampu membuat video yang menakjubkan dari perintah sederhana, seperti "Seorang pria berlari di bulan dengan seekor monyet".
Meskipun begitu, Sora AI menuai banyak pro kontra dari berbagai kalangan masyarakat digital. Banyaknya ketidaksetujuan dengan kehadiran fitur Sora AI dengan alasan yang beragam. Banyak yang meyakini bahwa Sora AI diyakini memiliki potensi mengarah pada pergantian pekerjaan manusia dengan teknologi. Pekerjaan yang biasanya bersifat rutin dan berulang, seperti bidang manufaktur atau layanan pelanggan, mungkin akan diotomatiskan oleh Sora AI, yang menyebabkan akan pengurangan jumlah pekerja manusia. Adapun potensi lainnya yang terlihat dari segi keamanan privasi. Kemampuannya untuk mengumpulkan dan menganalisis data emosional pengguna memunculkan risiko privasi yang tidak terkendali, terutama jika digunakan untuk tujuan yang tidak etis.Â
Demikian, teknologi seperti Sora AI adalah langkah awal yang penting menuju kemajuan yang signifikan dalam produktivitas manusia. Harapannya adalah bahwa di masa depan, Sora AI akan memiliki dampak yang besar dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas manusia. Dengan terus dikembangkan dan diterapkan secara luas, Sora AI untuk menjadi alat yang berharga dalam mempercepat proses kerja, mengoptimalkan pengambilan keputusan, dan mendorong inovasi dalam berbagai bidang. Namun, perlu diingat bahwa kemajuan teknologi ini juga membutuhkan pengembangan yang bijaksana dan tanggung jawab yang tinggi agar dapat memberikan dampak positif yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai manusia, serta mengurangi potensi risiko dari dampak negatif yang mungkin timbul.
Riyaan Budiono, Mahasiswa Program Studi Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Digital, Universitas Negeri Jakarta angkatan 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI