General Information
- Nomor Angkot : 56
- Bentuk Fisik : angkot ukuran 3/4 dengan warna merah tua
- Kepemilikan : Koperasi Milik Angkatan Udara, terlihat pada simbol di sisi pintu depan angkot
- Jurusan : Cileungsi - UKI
- Rute : Cileungsi - Kota Wisata - Nagrak - Plasa Cibubut - Jambore - Tol Jagorawi - UKI - Halim
- Jarak Tempuh : 23,9 KM (itungan google maps)
- Waktu Tempuh : 26 menit (kalo jalan lancar, kalo macet lagi lucu-lucunya bisa nyampe 1 jam)
- Daya Tampung : Idealnya sih nih angkot kapasitasnya 17 orang (8 orang di sisi kanan, 4+2 di sisi kiri, 3 orang di depan), namun demi efisiensi dan efektivitas (katanya) akhirnya di padatkan menjadi 24 orang ( 9 orang di sisi kanan, 5+2 di sisi kiri, 3+2 bangku tambahan di tengah, 3 di depan). Kadang saat jam-jam sibuk kapasitasnya bisa 25 orang, dengan konsekuensi 1 orang harus rela duduk di tangga deket pintu angkot. Bisa dibayangin kan udah kayak apa tuh orang yang di dalem angkot, mirip kayak ikan teri mau dipepes.
- Ongkos : Rp 5.000 Non AC dan Rp 5.500 untuk yang ber-AC, namun belakangan angkot yang ber-AC sudah jarang ditemui. Awalnya, sebelum Lebaran Idul Fitri 2012 ongkos angkot ini masih berkisar Rp 4.000 untuk Non AC dan Rp. 4.500 untuk yang ber-AC, seiring datangnya Idul Fitri ongkos naek seribu rupiah (buat THR kata supirnya). Biasanya setelah 1 minggu lebaran berlalu ongkos akan turun dengan sendirinya, namun para sopir angkot tetap menarik ongkos tarif baru dengan alasan biaya perawatan.
Boleh dibilang angkot 56 merupakan angkot yang paling laris untuk kawasan cileungsi dan sekitarnya, bagi orang yang hendak beraktivitas ke Jakarta biasanya cenderung memilih angkot ini karena akses dari UKI yang lebih strategis untuk mencapai beberapa tempat di Jakarta. Bahkan saking larisnya pada jam-jam sibuk angkot ini menjadi barang langka dan menjadi rebutan para penumpang. Angkot ini mempunyai keunikan tersendiri, keunikan pertama adalah daya tampungnya yang saya pikir kurang manusiawi, susunan bangku di dalam angkot ini didesain agar dapat menampung penumpang sebanyak mungkin, walhasil tidak ada ruang kosong didalam angkot karena bagian tengah juga diisi dengan bangku. Makanya tidaklah aneh ketika baru turun dari angkot ini, tiba-tiba kaki terasa kram dan kesemutan karena di dalam angkot anda harus siap beradu lutut, terdesak dan tergencet dengan penumpang lain. Keunikan selanjutnya, menurut perkataan salah seorang teman saya, "Penumpang angkot 56 adalah penumpang paling jujur". "Wah, kenapa pak?", tanya saya balik. "Coba deh kamu perhatiin, kalau di angkutan lain umumnya di bis penumpang harus ditagih untuk membayar, bahkan kalau tidak ditagih tidak bayar, beda dengan angkot ini penumpang mempunyai kesadaran sendiri untuk membayar ongkos angkot kemudian dikumpulkan yang biasanya dikoordinir oleh 1 orang, ketika sudah terkumpul semua barulah seluruh ongkos diserahkan ke supir, jadi supir tinggal terima beres". Saya pun mengangguk mengiyakan. Ketika menaiki angkot ini, anda harus siap jadi kernet dadakan. Karena angkot ini tidak ada kernetnya, biasanya ketika memasuki tol tanpa dikomandoi seluruh penumpang akan mengeluarkan ongkos dan salah satu penumpang akan berperan sebagai "kernet" mengumpulkan ongkos dari seluruh penumpang. Kadangkala masalah terjadi ketika ongkos yang dikumpulkan kurang atau tidak ada kembalian. Bagi anda yang tidak ingin ribet dan memiliki kelemahan dalan berhitung, agar tidak terpilih menjadi kernet dalam angkot ini saya memiliki tips tersendiri. Ketika sebagian penumpang mulai mengeluarkan ongkos, anda jangan buru-buru mengeluarkan ongkos, pura-pura ngantuk atau pura-pura tidak tahu saja, barulah ketika ongkos sudah terkoodinir di 1 orang, anda bisa mengeluarkan ongkos anda. Demikianlah sekelumit kisah angkot 56 yang menjadi primadona angkot di cileungsi dengan beberapa keunikannya. Sumber : rivvei.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H