Mohon tunggu...
Rivi Ahmad Jalari
Rivi Ahmad Jalari Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Mahasiswa UPI tingkat Akhir

Artikel Pendiidkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efektifitas Teknologi Pembelajaran dalam Implementasi Merdeka Belajar pada Masa Covid 19

23 Juli 2021   08:00 Diperbarui: 23 Juli 2021   08:03 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan tidak memkasa manusia yang tidak mau memiliki pengetahuan, tapi pengetahuan memkasa mereka untuk setidak nya berpendidikan, pengaruhnya pendidikan dalam masayarakat merupakan hal yang akan membuat ciri khas dari negara tu sendiri, harus kita sadari, bahwa keterbelengkan dan menjadi yang terbaik, kadang akan dipengaruhinya sbeuah pengelaman pengetahuan dan juga pendidikan yang mereka jalani setiap harinya. Selaras dengan itu pun menurut Syafe’i  (2015, Hlm 22) “selamanya tidak akan berkembang tanpa melalui pendidikan, demikian halnya manusia tidak akan mengetahui tugas dan fungsinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Dengan pendidikan itu, manusia terus mengalami perubahan – perubahan untuk menjawab bahwa manusia adalah makhluk paling sempurna sekaligus akan mengetahui fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi.”

Teknologi yang sekarang yang harus kita tekuni, tidak bisa dihindari oleh siapapun, apalagi keadaan nya dimasa pandemi covid-19, mereka melakukan sebuah aktivitas dirumah dan dengan jarak jauh ini, tekonologi harus dipelajari oleh setiap kalangan, pendidikan merupakan usaha yang sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanan dan proses pembelajar peserta didik secara aktif, dengan itu pendidikan jangan melepas kemajuan dunia dalam bdiang apapun. Perlu disadari juga Menurut (Abdullah, 2016, Hlm 81), mengutarakan mengenai pendidikan di masyarakat “ Tuntutan masyarakat terhadap pendidikan semakin tinggi seiring dengan tingkatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan-perubahan zaman yang sangat cepat. Dengan itu juga selaras hal dengan itu pendidikan lebih berfungsi sebagai sebuah bentuk dalam sebuah instrumen kekukasan dan juga istrumen dalam idoelogi yang berfungis pada masayarkat.

Pada senin 2 Maret, Presiden mengumukan terjadi covid 19, yang menyerang Indonesia pertama kali, dengan kasus positif 2 orang, dengan ini sudah 1 tahun 4 bulan kurang lebih Indonesia mengahadapi Virus Covid 19 ini, Secara garis beras pendidikan pun terkena dapak yang luar biasa dalam kasus virus covid 19, permasalahn yang sangat terjadi dilapangan adalah ketika para pendidik bingung dalam melaksanakan tekonlogi pembelajaran yang efektif untuk menaikkan sebuah gairah dalam keadaan pembelajaran terhadap siswa. Dengan itu menurut Rusydiyah (2019 Hlm 104) mengutarakan ciri-ciri pembelajaran pada abad pengetahuan

  • Pengajar (guru) lebih mengarah sebagai pembimbing, fasilitator, dan konsultan.
  • Guru sebagai teman dalam belajar karena peserta didik sudah belajar sebelumnya.
  • Belajar dapat dilakukan dengan mudah, fleksibel dan sesuai keinginan dan kebutuhan.
  • Teknologi berbasis IT seperti komputer jinjing (laptop), tablet, dan ponsel cerdas (smartphone) dapat digunakan sebagai alat bantu semua jenis belajar.
  • Perpaduan multimedia yang dinamis, serta komunikasi dan infromasi yang tiada batas

Teknologi akan terus menekan para manusia untuk mempelajari nya, disitulah ketika guru sudah nyaman dengan pembelajaran luring. Pembelajaran daring akan memberikan kesulitan kepaada guru yang tidak bisa melihat karakter peserta didiknya, dan juga akan sulit menerapakan afektif, psikomotor dan kognitif dalam keadaan jarak jauh, tapi semua itu bukan alasan semua orang untuk menjauhi, dan juga meninggalkan keadaan seperti ini. Karena harus digaris bawahi dan ditekankan tekonologi pendidikan dengan mendia merupakan sebuah sarana bagi pendidik dan peserta didik dalam menjalankan pembelajaran, karena segala akses sudah dipermudah.

Perlu diketahui, belajar merupakan hal yang bisa dilakukan dimana saja, artinya kemudahan yang sudah ada dalam kehidupan sekarang, tidak bisa menghabat tekonologi yang masuk dan juga sudah menjadi satu kehidupan bersama kita, dengan ini dalam kasus merdeka belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan , peserta didik tidak perlu di takutan dalam permasalahan tekonologi yang akan berdatangan, disinilah ada poin besar yang menjadikan negara Indonesia harus bisa bersaing dan memanfaatkan generasi selanjutnya.

Luring tetap saja harus diterapkan dalam kondisi apapin , pembelajaran yang baik adalah ketika mereka dihadapakan dengan satu sama lain, karena luring pun tidak bisa ditinggalkan dengan begitu saja, mereka yang secara langsung ikut dalam pembelajaran adalah ketika mereka melakukan pembelajaran secara langsung mereka akan terperhatikan oleh guru dan juga akan mudah menerapakan beberapa aspek Taksomi Bloom, hal ini selaras menurut Nurdyasnyah & Andiek (2015, Hlm 8) mengutrakan prinsip belajar mengenai keterlibatan langsung “Dalam belajar melalui pengalaman langsung Peserta didik tidak sekadar mengamati secara langsung tetapi harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab tehadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang yang belajar membuat tahu, yang paling baik apabila peserta terlihat secara langsng dalam perbuatan (direct performance), bukan sekadar melihat bagaimana orang menikmati tahu (demonstrating), apalagi sekadar mendengar orang bercerita bagaimana cara pembuatan tahu (telling).”

Perlu diketahui juga dalam program merdeka belajar tidak menekan para mahasiswa untuk berkarya dan juga bebas dan berinovasi, akan tetapi merdeka belajar pun harus menggali beberapa pontesi besar yang dimiliki oleh guru maupun siswa, dengan itu secara garis besar mereka tidak boleh meninggalkan keadaan tekonlogi, apalagi menjauhi karena itu akan mempengaruhi beberapa faktor dalam kemampuan dalam keadaan kreatiftas inovasi baru dan juga keahilan dalam memahami tekonologi.

Akan tetapi semua pembelajaran daring ini tidak semua bisa diterapakan semua karena jika pembelajaran pun perlu praktek, dengan itu mereka yang berada dalam sekolah menengah kejuruan (SMK) perlu ada pratek dan juga pertemuan secara luring, walau di masa pandemi, tetap harus melakukan protokol kesehatan yang berlaku dan juga tetap menerapakan beberapa hidup sehat ketika akan melakukan pembelajaran luring, kita tahu semua keadaan ini akan terus berkembang yang diringi oleh zaman yang makin canggih, mungkin semua akan terfokus pada dunia digital, maka itu orang tua siswa, guru dan juga siswa harus bisa mengimbangi peran itu dalam masa pandemi dengan menerapakan keadaan merdeka belajar.

Keadaan ini pasti akan menjadi solusi di masa depan, permasalahan yang sekarang semua orang wajib dan juga harus melaksanakan pemdapingan dengan tekonologi akan terasa di masa ke masa, karena merasa tertinggal akan menjadikan sebuah pengetahuan dan inovasi Anda berkurang dalam keadaan kehidupan bersosial, maka itu bidang pendidikan sangat wajib mengeksplor tekonologi pembelajaran yang sekarang terus berdatangan, jangan sampe keadaan ini terus kita merasa tertinggal, karena tekonlogi selalu ada dan perdampingan dengan manusia.

Daftar Pustaka

Abdullah, B. (2016). Konstitusi Pendidikan Islam dalam Membangun Masyarakat Madani. KURIOSITAS: Media Komunikasi Sosial Dan Keagamaan, 9(2), 79–86.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun