Mohon tunggu...
Antonius Eko Harsiyanto
Antonius Eko Harsiyanto Mohon Tunggu... Jurnalis - suka nonton dan dengar musik

Orang biasa yang hobi denger musik dan nonton film

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Lagu Keren 90-an, "Goodbye" Air Supply

4 Maret 2024   10:03 Diperbarui: 4 Maret 2024   10:12 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air Supply (foto: koleksi pribadi)

Ada dua cerita kalo lagi ngomong band dari Australia ini. Saya suka band soft rock ini gara-gara adik saya. Waktu saya masih ngumpulin kaset-kaset the Beatles, dia sudah punya the bestnya Air Supply. Dulu ada film yang judulnya "Now and Forever" dan diputar di TVRI malam banget. Meski besoknya sekolah, kami nekad mau nonton. Walaupun ketiduran sepanjang film tapi masih dapat penutupnya yang ada lagunya Air Supply "Now and Forever".

Cerita kedua saat saya sudah kerja di radio yang terkenal dengan laporan lalu lintasnya. Waktu itu saya ditugasin wawancara Russell Hitchcock. Tanggal pastinya saya lupa tapi di tahun 1997. Saya wawancara di hotel dekat Senayan. Wawancaranya disiarin lewat telepon, jadi satu line untuk saya dan satu line lagi untuk si Russell. Sayang fotonya sudah hilang kena banjir.

Kalau kalian lagi patah hati dan nekad ngumpulin lagu-lagu tentang perpisahan maka lagu "Goodbye" wajib ada. Di lagu ini, tokoh utamanya terpaksa mengucapkan selamat tinggal pada pacarnya karena dia tidak bisa memberikan cinta yang seutuhnya pada sang kekasih. Jadi dia memilih berpisah meski sangat menyakitkan bagi mereka berdua. "I would rather hurt myself, than to ever make you cry,there's nothing left to say but good-bye."

Tema lagu ini mirip dengan istilah cara terbaik mencintai adalah melepaskan dia pergi. Saya dulu nggak ngerti apa maksudnya. Menurut saya, kalau benar-benar cinta ya harus memiliki. Namun ada teman yang bilang, coba kamu bayangin di posisi dia, apa enak dipaksa untuk memiliki perasaan yang sama padahal dianya tidak mau? Merelakan orang untuk pergi pastinya berat, tapi memaksa untuk tinggal juga tidak adil buat dia.

Kok malah jadi curhat, kembali ke "Goodbye" lagu ini dibuat oleh David Foster dan Linda Thompson. Pasangan yang pernah jadi suami istri ini juga yang bikin lagu "No Explanation" yang dinyanyikan Peter Cetera di soundtrack film "Pretty Woman". Lagu lainnya adalah "I Have Nothing" punya Whitney Houston yang ada di film "the Bodyguard".

Lagu ini ada di album "the Vanishing Race" yang keluar tahun 1993. Dibanding album-album di era 80-an album ini memang kurang laku. Single "Goodbye" cuma ada di urutan 48 Adult Contemporary chart di Amerika Serikat. Tapi beda ceritanya dengan di Asia. Lagu ini nomor satu di beberapa Asia, termasuk Indonesia. Makanya Russell Hitchcock dan Graham Russell lebih semangat promosiin album ini di kawasan Asia.

Saya paling suka buka-buka kover kaset/cd untuk cari tahu siapa saja yang terlibat dalam suatu rekaman. Nah ini album ini banyak nama-nama hebat misalnya Billy Sherwood yang sampai sekarang masih jadi pemain bas band prog-rock Yes menggantikan Chris Squire. Terus ada Leland Sklar, bassist yang terkenal dengan jenggot panjang warna putih ini sering bantuin Phil Collins juga pernah gabung di Toto.

Bicara soal sejarah Air Supply, duo Russell ini pertama ketemuan saat sama-sama ngisi acara musikal "Jesus Christ Superstar" sekitar April dan Mei 1975. Merasa punya selera musik yang sama, mereka sepakat bikin band dengan mengajak penyanyi Chrissie Hammond dan main di berbagai kafe di Melbourne.

Mulai jadi perhatian setelah mengeluarkan single "Love and Other Bruises" yang masuk di urutan dua tangga lagu Australia di sekitaran tahun 1977. Nasib baik muncul setelah mereka mendapat tawaran jadi band pembuka konsernya Rod Stewart di Australia, Amerika Serikat dan Kanada. Amerika jadi sasaran berikutnya untuk ditaklukan.

Kesuksesan akhirnya diraih lewat single "Lost in Love" dari album kelima berjudul sama yang dirilis Maret 1980. Selain lagu itu, ada juga lagu "All Out of Love" dan "Every Woman in the World" yang bikin album meraih multi platinum.

Setelah itu mereka bikin album-album keren seperti "the One that You Love" yang isinya lagu-lagu manis macam "Here I Am" dan "Sweet Dreams". Dilanjut album "Now and Forever" dengan lagu andalan "Even the Nights are Better" dan "Two Less Lonely People in the World".

Tahun 80-an jadi era terbaik mereka. Namun setelah itu album-album mereka sulit banget menembus pasar Amerika Serikat. Saya juga nggak menaruh perhatian serius pada mereka kecuali beberapa lagu yang juga disuka pasangan saya seperti "Goodbye" dan "Strong Strong Wind" tapi menurut saya lagu yang terakhir itu lebih keren versinya Heart.

Meski makin meredup keduanya menolak untuk pensiun buktinya, mereka masih aktif konser di beberapa negara termasuk Indonesia di penghujung rahun 2022 lalu. Konser yang dikasih judul "the Lost and Love Experience" itu digelar di Kota Kasablanka. Janji Russell Hitchcock untuk memberikan penampilan terbaik jadi kenyataan saat saya dan penonton yang udah jadi bapak-bapak dan ibu-ibu nyanyi bareng sekitar 15 lagu, termasuk "Goodbye".


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun