Lagu ini cerita soal cinta segi tiga, dua cowok rebutan cewek. Saya pernah ngalamin waktu kuliah dulu, naksir cewek seangkatan yang pintarnya nggak ketulungan rata-rata IPK-nya tiga ke atas. Namun kalah saingan dengan senior yang pendekatannya gerak cepat sementara saya masih kelamaan mikir padahal sudah hadap-hadapan tinggal ngomong aja.
Sementara kalo ceritanya Chris Barron, vokalis Spin Doctors, dia suka sama teman kuliah di Universitas Bennington di Vermont. Namun si cewek anak orang kaya dan bokapnya nggak setuju anak gadisnya pacaran sama Barron. Sang ayah maunya anaknya cari pacar yang punya status sederajat.
Barron curhat ke Eric Schenkman, gitaris Spin Doctors, yang usul pengalaman itu itu dijadiin lagu. Barron yang suka dengan cerita-cerita fantasi seperti "The Lord of the Rings", "the Hobbit" dan "Sir Gawain and the Green Knight" serta karya-karya Shakespeare membuat kisah tentang dua pangeran, yang satu dari kerajaan kaya dan besar sedang satunya lagi dari kerajaan kecil, yang mencintai putri yang sama.
Mana yang dipilih si cewek? Kalo dari liriknya si cewek tidak tertarik menikah dengan pangeran dari keluarga kaya. Dia mencari sesuatu yang lebih berarti ketimbang status dan kekuasaan. "Marry me...I'm the one that loved you baby can't you see? Ain't got no future or family tree But I know what a prince and lover ought to be."
Lagu ini ngajak pendengarnya untuk berani mengikuti suara hati nurani dalam mengambil keputusan meski bertentangan dengan tradisi dan harapan orang-orang di sekitarnya. Tema dan pesan dari "Two Princes" sampai sekarang kayaknya masih relevan soal kelas sosial, ras dan tradisi.
"Two Princes" ada di album pertama Spin Doctors judulnya "Pocket Full of Kryptonite" yang keluar tahun 1991. Di tahun itu, keluar album-album hebat seperti "Nevermind" punya Nirvana, terus ada "Ten" dari Pearl Jam, albumnya Red Hot Chili Peppers "Blood Sugar Sex Magic" sampai "Achtung baby"-nya U2 dan Black Album dari Metallica.
Tur dan hadir di berbagai wawancara radio membuat publik mulai memperhatikan Spin Doctors. Penjualan albumnya naik terus dari yang awalnya hanya 60 ribu keping naik sampai akhirnya dapat lima platinum award alias laku hingga 5 juta keping dan ada di urutan dua Billboad 200.
Kalo band-band grunge menawarkan lagu yang penuh kemarahan dan kecemasan, Spin Doctors mengemas lagunya dengan riang dan ringan. Kesuksesan album ini berkat single "Little Miss Can't be Wrong" dan "Two Princes" yang membawa Spin Doctors masuk nominasi Grammy Award kategori "Best Rock Performance by a Duo or Group" di tahun 1994.
Chris Barron nggak pernah mengira bandnya bisa sesukses itu. Dia mengaku terkaget-kaget waktu ngecek saldo ATM-nya ada 5000 dolar AS. Dia mikir ini kesalahan bank. Beberapa minggu kemudian saldo tabungannya jadi 11 ribu dolar AS. Barron langsung telepon akuntannya dan dikasih tau kalo itu adalah hasil royalti albumnya.
Reaksi publik dan media beda-beda menanggapi lagu ini. VH1 menepatkan lagu ini di urutan 41 daftar "100 Greatest Songs of the '90s" sementara majalah Blender malah memasukan lagu ini di daftar "50 Worst Song Ever".