Kalo ngomongin A-ha yang paling saya diingat adalah kejadian di akhir Mei 1988. Saat itu orang ramai-ramai memborong kaset bajakan karena besoknya pemerintah menarik semua kaset-kaset itu dan menerapkan Undang Undang Hak Cipta. Semua ini gara-gara musisi Bob Geldof yang marah-marah setelah nemuin kaset bajakan "Live Aid" buatan Indonesia yang beredar sampai ke Timur Tengah padahal rekaman resmi konser kemanusiaan itu belum dirilis.
Toko kaset di Aldiron Plaza, yang sekarang jadi Blok M Square, penuh orang. Saya ikut berdesakan ngeliatin kaset-kaset yang dipajang dari atas ke bawah, kiri ke kanan. Saat orang-orang membeli hingga 10 kaset, saya cuma beli satu kasetnya A-ha yang judulnya "Stay on These Roads", kalo tidak salah keluaran Aquarius. Nyesel juga sih karena pas besoknya datang lagi rak-rak kaset sudah kosong tinggal kaset Indonesia. Sekarang kasetnya sudah hilang dan beli lagi yang lisensi.
Hal lain yang paling diingat soal A-ha sudah pasti lagu "Take On Me" yang ada di album pertama "Hunting High and Low" keluaran tahun 1985. Lagu bikin saya jatuh cinta dengan A-ha ini jadi nomor satu dimana-mana. Video klipnya yang unik, memadukan animasi dan live action, meraih enam penghargaan di ajang MTV Video Music Award tahun 1986.
Hingga Juni 2023, video "Take On Me" di Youtube mencapai angka 1, 7 miliar penayangan. Prestasi ini melebihi lagu "Smells Like Teen Spirit" punya Nirvana dan "Bohemian Rhapsody"-nya Queen yang ditonton 1,6 miliar kali dan terus mengejar lagunya Guns N Roses "November Rain" yang sudah mencapai 2 miliar penayangan.Â
Cewek yang main di video itu Bunty Bailey juga ikut sukses. Ia tidak menyangka syuting video yang hanya dua hari telah mengubah kariernya. Tawaran jadi model di video klip datang terus. Bunty tampil bersama Billy Idol di lagu "To Be A Lover", "Talking Loud and Clear" bareng OMD, pernah juga muncul di video musik "Wild Boys" punya Duran Duran serta video A-ha lainnya "The Sun Always Shine On TV". Bunty juga sempat pacaran dengan Morten beberapa tahun.
Anak saya juga suka "Take On Me" karena jadi soundtrack di film "Despicable Me 3", "Teen Titans Go to the Movles" dan "The Super Mario Bros". Oh ya, band ska Reel Big Fish mengkover lagu ini di album "Why Do They Rock So Hard?" Weezer juga merekam ulang lagu yang sama di album "Teal Album". Satu lagi ada boyband A1 di album kedua mereka "The A List".
Nama A-ha juga melekat dengan lagu "The Living Daylights" yang jadi soundtrack filmnya James Bond. Lagu yang masuk di album ketiga "Stay on These Roads" ini sampai sekarang masih dimainin di setiap konser. Lagu ini jadi soundtrack James Bond tersukses kedua setelah lagunya Duran Duran "A View to a Kill".
Saya baca di majalah HAI, awalnya personel A-ha sudah berencana pulang kampung ke Norwegia untuk istirahat total setelah konser setahun penuh. Namun mereka tak bisa menolak tawaran dari composer terkenal John Barry yang sudah membuat musik untuk film-film James Bond sejak film pertama "Dr No" di tahun 1962.
Menurut saya, A-ha adalah band yang nggak mau terjebak memainkan musik yang itu-itu saja yang hanya mengandalkan keyboard dan drum programming dari Magne Furuholmen. Perubahan mulai terlihat di album ke empat "East of the Sun, West of the Moon" tahun 1990. Permainan Morten Harket, Paul (Pal) Waaktar-Savoy dan Magne makin matang dan lebih akustik. Lagu favorit saya di album ini adalah "Waiting for Her"
Puncaknya ada di album "Minor Earth Major Sky" yang keluar tahun 2000. Hanya lagu pertama yang judulnya sama dengan albumnya dan "The Sun Never Shone That Day" yang nge-beat, selebihnya mellow dan dark misalnya lagu "Summer Move On" dan "Velvet" yang bikin merinding. Video klipnya menceritakan personel A-ha yang jadi korban pembunuhan.
