Sebetulnya tidak salah juga kalau pas lagi ngobrolin Chicago yang pertama teringat adalah lagu "Hard to Say I'm Sorry" secara lagu ini sukses duduk di peringkat pertama Billboard Hot 100 tahun 1982. Lagu ini juga jadi lagu kedua setelah "If You Leave Me Now" yang ngetop di Amerika dan Inggris.
Makanya lagu ini selalu masuk di semua album kompilasi Chicago dan sudah dikover lebih dari 30 artis di seluruh dunia. Dirilisnya "Hard to Say I'm Sorry" juga menambah fans baru bagi Chicago, meski bagi penggemar lama, yang mengikuti sejak album pertama, sulit menerima lagu semacam ini.
"Hard to Say I'm Sorry" juga dibenci personel Chicago lainnya. Pasalnya, lagu ini dianggap keluar dari pakem musik Chicago yang mengandalkan alat musik tiup. Semua perubahan ini gara-gara produser David Foster yang membawa Chicago nggak beda dengan band-band 80-an yang mengandalkan rock ballad.
Proses penggarapan lagunya juga tidak melibatkan personel lain, hanya pemain drum Danny Seraphine yang ikut, sisanya David Foster merekrut tiga anggota Toto, Steve Lukather, David Paich dan Steve Porcaro. Kalo saya bilang sih ini lagunya Toto bukannya Chicago.
Saturday in the Park
Â
Kalau mau cari lagu yang benar-benar punya "semangat" Chicago mungkin bisa coba "Saturday in the Park". Kalo dengerin lagu ini kebayang Sabtu pagi udara masih dingin terus jalan-jalan di taman nggak mikirin kerjaan. Itu juga yang dirasakan pemain keyboard Robert Lamm waktu bikin lagu ini.
Lagu ini sukses duduk di peringkat 3 daftar Billboard Hot 100 sekaligus membawa album "Chicago V' ke urutan pertama Billboard. Nggak tanggung-tanggung singlenya laris sampai 1 juta unit di Amerika Saja. Billboard menempatkan "Satuday in the Park" di urutan ke 76 dari 100 lagu terbaik sepanjang 1972.
Old Days
Â