Mohon tunggu...
Rivensky Atwinda
Rivensky Atwinda Mohon Tunggu... -

STIU Al-Hikmah -\r\nSeorang Muslimah biasa saja. Pencinta Al-Qur'an\r\nhttp://rivenskyatwinda.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Profesional yang Tak Tergesa-gesa

17 Maret 2013   04:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:38 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setiap manusia mempunyai caranya masing-masing dalam
menjalani perjalanan hidupnya. Kesudahan yang baik merupakan
harapan bagi tiap manusia. Namun, dalam perjalanannya tak semua memilih perjalanan yang baik.
Seandainya kamu memilih perjalanan yang baik, tentunya kamu tidak akan dirugikan. Sebab, Allah Yang Maha Penyayang senantiasa
membersamaimu disetiap saat.
Mereka yang terlebih dahulu melakukannya telah membuktikan bahwa, hidup ta'at
pada syariat sungguh
membahagiakan. Terlebih bagi yang bernaung dengan Al-Qur'an disetiap saatnya, demi mengharap Cahaya Allah. Mereka merasakan kenikmatan dan ketenangan yang sesungguhnya. Pun kita mengenal sebuah kaidah bahwa; "al-i'timaadu 'alaallaahi asaasun najaah.."
[Bersandar kepada Allah merupakan pondasi kesuksesan].
Seringnya perjalanan hidup menghadirkan 2 pilihan; Berlari
Kencang atau Berjalan Perlahan?
Berlari kencang bermakna; mengerahkan seluruh tenagamu dengan sekuat mungkin tuk
menghadapi perjalanan yang
berliku tajamnya. Namun, berhati-hatilah. Tak jarang pula berlari kencang akan mengakibatkanmu tergesa-gesa. Pun menyebabkan kesudahan yang buruk.
Tentunya berbeda dengan yang memilih
berjalan perlahan. Bukan lambat. Namun, berfikir 'secara matang' untuk memulai segala sesuatu akan membuktikan bahwa kamu benar-benar hebat. Bertahap tapi
pasti. Bertindak perlahan dalam
melakukan tahapan-tahapan disetiap proses itu lebih utama. Salut dengan kamu yang dapat berlari kencang namun tiada ketergesaan tersirat.
Dalam perjalanan hidup, niscaya kamu akan melewati tingkatan-tingkatan. Semakin ke atas tentu akan semakin sulit. Pertanyaannya; Mau nggak 'tetap kuat' di tiap tingkatannya? Karena hanya yang kuatlah yang mampu
bertahan.

Allaahu A'lam.
30/05/12..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun