”Dalam setiap kebangkitan sebuah peradaban di belahan dunia manapun maka kita akan menjumpai bahwa pemuda adalah salah satu irama rahasianya” (Hasan Al Banna)
Sejarah Indonesia telah membuktikan bahwa peran serta pemuda dalam dinamika berbangsa dan bernegara di Indonesia amatlah besar. Kita masih ingat ketika pada tanggal 28 Oktober 1928 terlaksana kongres pemuda yang menjadi pemicu lahirnya “Sumpah Pemuda”. Jauh sebelum tahun itu, pergerakan pemuda seperti Budi Utomo, Sarikat Islam, dan organisasi pemuda daerah lainnya telah menggebu-gebu yang menandakan adanya pergolakan dan pergerakan pemuda pada saat itu.
Kemerdekaan bangsa Indonesia pun diproklamasikan dengan campur tangan pemuda di dalamnya. Kita dapat mengetahui pemuda seperti Chairil Saleh, Yusuf, dan Wikana menjadi actor pemuda yang turut membantu terlaksananya proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 17 Agustus 1945. Peristiwa tentang penumbangan Orde Lama pada tahun 1966 melibatkan entitas sosial yang bernama pemuda. Dan yang masih ingat dalam memori kita semua adalah peristiwa reformasi yang berhasil menumbangkan rezim Orde Baru pada tahun 1998. Dan pada saat itu, unsur terbanyak yang bergerak dalam melawan ketidakadilan adalah mahasiswa, yang dalam hal ini mewakili pemuda.
Pemuda memang sangat erat kaitannya dengan perubahan. Karena memang seperti itulah kodratnya. Dengan mobilitasnya yang sangat tinggi dan daya juang yang kuat, pemuda akan senantiasa bergerak menciptakan momentum untuk melakukan suatu perubahan. Tingkat produktivitas pemuda juga menjadi faktor pemicu untuk melakukan sesuatu hal yang bermanfaat.
Presiden Soekarno berkata, “Berikan aku sepuluh orang tua, maka aku akan mencabut gunung Semeru dari akarnya. Berikan aku sepuluh pemuda, maka aku akan mengguncang dunia”. Dimanapun kita berada, makan kita akan melihat bahwa perubahan akan diciptakan oleh pemuda. Pemuda yang dimaksud adalah pemuda yang memiliki integritas dan jiwa kepemimpinan, karena hal itu adalah modal kesuksesan pemuda dalam menciptakan sebuah perubahan.
Indonesia masih menduduki posisi ke-empat di dunia dari jumlah penduduknya. Hanya kalah dari negara Cina, India, dan Amerika Serikat. Namun, ketika ditelisik lebih jauh, salah satu permasalahan di Indonesia yang paling fundamental terletak pada sumber daya manusia. Artinya, kondisi kualitas dan kuantitas penduduk Indonesia berbanding terbalik. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar tidak diikuti oleh peningkatan kualitasnya. Inilah yang menjadi PR besar bagi bangsa Indonesia yang ingin menjadi negara maju. Memang sungguh ironis, negara yang banyak penduduknya namun sebagian besar kualitasnya masih rendah.
Harapan yang begitu besar tersemat kepada sekitar 75 juta pemuda Indonesia saat ini. Merekalah yang akan menentukan mau dibawa kemana bangsa ini. Bonus demografi di masa yang akan datang akan menjadi sebuah pelecut semangat bahwa negara kita akan berubah ke arah yang lebih baik. Akan tetapi, bonus demografi ini juga akan menjadi sumber malapetaka jika tidak disiapkan dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H