Perkenalkan Nama aku Rivandi Yusuf, ini adalah cerita perjalanan  atau perjuangan hidup aku pada saat masa-masa memasuki kehidupan duania nyata. Semua berawal dari pemilihan perguruan tinggi, dimana saat itu aku mengikuti banyak jalur untuk memasuki perguran tinggi yang pada saat itu aku sama sekali tidak mempunyai bayangan untuk kuliah atau kerja. Pada Tahun 2015 Semenjak lulus SMA aku hanya ikut-ikutan dalam tes masuk perguran tinggi, tes yang pertama aku mengikuti tes UII (Universitas Islam Indonesia) aku mengambil jurusan HI (Hubungan Internasional) iseng-isengan ikut tes eh malah lulus, aku bahkan tidak tahu sama sekali apa itu HI dan sampai detik ini juga sih. Setelah lulus di UII aku berfikir ya bersyukurlah aku sudah mempunyai pegangan untuk masa depan, tapi ternyata aku berfikir terlalu pendek. Setetlah itu aku iseng-iseng mengikuti tes yang kedua yaitu jalur SNMPTN, kata orang sih jalur keberuntungan, kebetulan pada saat itu aku mengambil jurusan Teknik Pengairan, Universitas Brawijaya malang. Sambil menunggu pengumuman aku masih menikmati masa-masa remaja aku diisi dengan jalan-jalan, ngeband, olahraga, dan lain-lain. Tetapi diisinya dengan hal yang positif loh. Setelah pengumuman SNMPTN keluar keberuntungan ternyata masih aku dapati dengan hasil LULUS. Setelah mengetahui hal itu, aku semakin yakin kalau aku sudah memiliki masa depan yang cerah. Ternyata sekali lagi, itu salah. Aku masih berfikir terlalu pendek, untuk saat itu. Setelah itu tanpa berfikir panjang dan sudah dapat restu dari orang tua juga, aku mengambil jurusan Teknik Pengairan tersebut, dan prepare berkas-berkas untuk berngkat ke malang. Sesampai di malang, aku menumpang tinggal dengan teman satu sekolah dulu, dia selalu memimpikan untuk kuliah di Brawijaya katanya sih Kota Malang itu seru. Hampir sebulan lamanya aku tinggal dikota apel tersebut, minggu pertama aku disana, aku langsung terkena masuk angin karena dinginnya kota ini. Saat daftar ulang di Brawijaya aku sama sekali tidak tahu apa-apa, masih kosong rasanya aku untuk dipaksakan menghadapi dunia nyata seperti ini, dimana kita harus belajar mandiri mengurus semuanya sendiri. Tetapi aku tidak menghadapi sendiri, aku masih memiliki teman sekolah dulu yang satu universitas. Setelah daftar ulang di brawijaya aku sempat mendaftar di perguruan tinggi lain, karena iseng-iseng melihat di internet yaitu Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta. Aku melihat perguruan tinggi tersebut seperti militer-militer begitu dan juga di asramakan, jadi ya sepertinya sekolah disana lebih menantang danpengelaman yang didapat lebih banyak dan tanpa panjang pikir aku langsung aku mencari tiket kereta buka aplikasi traveloka dan langsung berangkat ke Yogyakarta ke esokan harinya. Dalam perjalanan di dalam kereta yang menghabiskan waku 8 jam aku menyempatkan menghubungi teman sekolah dulu yang kuliah di universitas muhammadiyah Yogyakarta. Sesampai di stasiun malioboro aku dijemput oleh teman aku dan langsung kita merencanakan jalan-jalan keliling kota pelajar ini, kebetulan juga aku pertama kali ke kota ini dan memang seperti magnet yang sedang menarik aku untuk menetap didalam kota ini, dan hebatnya lagi kota ini begitu berbudaya, senirupa dimana-mana dan begitu banyaknya kampus-kampus dan sekolah-sekolah yang ada di kota istimewa Yogyakarta.setelah keliling-keliling tour de Yogyakarta aku mengajak teman aku untuk mengunjungi sekolah pertanahan yang menjadi pelabuhan terakhir dalam perjalanan memburu perguruan tinggi aku pada periode pertama ini. ternyata  tidak jauh dari tugu kota Yogyakarta letak sekolah tersebut, letaknya berada di daerah godean bersebelahan dengan perguruan tinggi kesehatan. Sesampai disana aku melihat banyak sekali mahasiswa-mahasiswi yang menggunakan sergama seperti tentara-tentara dengan gagah dan rapi mahasiswa-mahasiswi tersebut terlihat sibuk mondar-mandir disekitaran sekolah tersebut. Setelah aku melihat-lihat dan rasa penasaran aku yang sedikit berkurang aku menyempatkan berfoto-foto didepan sekolah tersebut dengan harapan suatu saat aku bisa berada dalam lingkungan sekolah ini dan sukses nantinya. Entah mengapa hanya sekolah ini yang aku inginkan dengan sungguh-sungguh, tidak seperti perguruan tinggi sebelumnya yang telah aku lalui seperti Universitas Islam Indonesia dan Universitas Brawijaya Malang yang pada saat aku tes tersebut aku sama sekali tidak ada keinginan untuk penasaran dengan jurusan yang dituju maupun fakultasnya, tetapi berbeda banget dengan sekolah pertanahan ini. Sekolah kedinasan pertanahan ini,seprti memanggil jiwaku untuk memulai perjalanan hidupku dari sini.
Setalah menetapkan diri untuk memulai jalan hidupku pada sekolah ini, diriku langsung mempersiapkan diri dengan sangat bersungguh-sungguh dengan belajar dari soal-soal yang ada. Hampir sekitar satu bulan lamanya setelah pendaftaran diriku belajar dan berdoa tengah malam dan sebagainya. Pada saat hari H tes tersebut ada hal-hal yang sangat berbeda dari biasanya, yaitu seperti pikiranku meyuruhku untuk harus lulus dan meninggalkan perguruan-perguruan tinggi lainnya yang sudah kulalui. Tes sekolah tinggi tersebut sama seperti tes-tes sekolah kedinaasan tinggi lainnya, yaitumenggunakan system point benar plus 3 jika salah minus 1, yah setelah tes tersebut selesai sisanya saya hanya bisa berharap dengan harapan sekolah inilah yang akan menjadi pijakan pertama dalam hidup saya didunia nyata ini.
      Setelah tes tersebut telah aku lalui, diriku mengisi waktu-waktu luang untuk berwisata dan mencoba kuliner-kuliner unik yang terdapat pada kota Yogyakarta ini. Seperti halnya kuliner di warung Burjo, angkringan, nasi goring gila, nasi gudeg dan lain-lain. Saya menghabiskan hamper dua minggu lamanya sambil menunggu pengumuman kelulusan di sekolah pertanahan tersebut. Setelah itu pengumumannya pun muncul, pada website stpn.co.id sama seperti website saat kita , mendaftar kemarin dan saat membukannya saya dan saya LULUS!! Alhamdulillah, semua seperti sesuai dengan yang direncanakan, ternyata kata bijak yang mengatakan "jika kita bersungguh-sungguh maka kita akan berhasil.... " ternyata itu semua benar terjadi, entah ini semua menjadi rejeki apa cobaan yang akan aku hadapi, tetapi diriku sangat semangat dalam menghadapinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H