Mohon tunggu...
Rival Maulana
Rival Maulana Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Rangkaian kata yang terbentuk merupakan sebuah manifestasi dari apa yang sedang dirasa dan dipikirkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eksistensi Kuliner, Dari Mixueisasi Menuju Tradisi Kopi

7 Januari 2023   01:31 Diperbarui: 7 Januari 2023   01:46 1294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Instagram.com/mixueindonesia

Boneka salju

Mixue sebuah perusahaan kuliner yang kini tengah menjadi pusat perhatian publik, dalam kategori tren mixue menjadi tren dalam kuliner dan perusahaan waralaba, istilah Mixueisasi pertama kali saya lihat pada akun instagram @pinterpolitik yang memposting sebuah infografis yang berjudul "Indonesia Alami Mixue-isasi?", 

Sumber gambar: Instagram.com/pinterpolitik
Sumber gambar: Instagram.com/pinterpolitik
dari kata mixue dengan tambahan akhiran -isasi senada dengan globalisasi, islamisasi, modernisasi, akhiran -isasi memiliki fungsi sebagai pembentuk kata benda, akhiran -isasi memiliki arti yang mengarah pada proses, seperti modernisasi yang berarti proses menuju modern.[1] 

Lalu apakah layak akhiran -isasi digunakan untuk kata yang menjadi nama sebuah perusahaan kuliner, akhiran -isasi yang digunakan untuk sebuah nama industri kuliner sebelumnya sudah ada, yaitu istilah McDonaldisasi dikenalkan oleh Geogre Ritzer dalam bukunya yang berjudul The McDonaldization of Society: Into the Digital Age, istilah McDonaldisasi erat kaitannya dengan, mengingat perusahaan ini pertama kali didirikan di Amerika Serikat, Sistem Amerikanisasi dapat diartikan sebagai proses pembiakan ide, kebiasaan sosial, modal industri Amerika di dunia,[2] apa yang diterapkan McDonald's dalam prinsip bisnisnya yang ditulis Goerge Ritzer (efisiensi, kalkulasi, prediktabilitas, kontrol) merujuk pada budaya amerika yang kemudian disebarkan ke penjuru dunia, Mixue yang sedang populer saat ini juga tampil dengan prinsipnya sendiri, Berbeda dengan prinsip-prinsip McDonaldisasi, Mixue memiliki cara tersendiri -- dengan tidak hanya mengedepankan efisiensi, kalkulabilitas, prediktabilitas, dan kontrol. Mixue juga menerapkan prinsip-prinsip bisnis ala Tiongkok juga. Salah satu di antaranya adalah atau minzi. Kata ini secara literal memang dimaknai sebagai wajah dalam Bahasa Mandarin. Namun, "minzi" juga dapat berarti reputasi atau prestise. 

Mengacu pada tulisan Guy Olivier Faure dan Tony Fang yang berjudul Changing Chinese Values: Keeping Up with Paradoxes, minzi adalah hal yang sangat penting dijaga -- dengan budaya Konfusianisme yang mengedepankan nilai moral rasa malu.[3] Dari beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Mixueisasi merupakan sebuah proses penyebaran ide, prinsip, gagasan, yang dijalankan oleh industri Mixue secara global yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kehidupan sosial dan budaya masyarakat.

  

Ketakutan yang terorganisir

 

Mixue kini tengah menjadi tren kuliner dan perusahaan waralaba di Indonesia, ada dua analisir yang menjemput popularitas bagi mixue.

1. Ciri khas produk China di mana harganya cenderung low cost, namun produknya terbilang bagus karena memang dibuat secara massal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun