Berbicara mengenai “guru” terdapat banyak pemaknaan pemaknaan yang dapat menjabarkan sosok guru, ada yang beranggapan buku adalah guru, ada yang beranggapan bahwa pengajar di sekolah adalah guru yang mana pada intinya sesuatu hal yang dapat memberikan suatu pengajaran atau pengetahuan layak di sebut sebagai guru.
Ketika kita berbicara dalam aspek pengetahuan dan keilmuan pada masa ini tidak akan terlepas dari kata “guru” yang memberikan keilmuan dan pengetahuan kepada manusia untuk dapat di pelajari dan di implementasikan dalam kehidupan sehari hari, mulai dari etika,moral, hingga banyak sisi kehidupan yang bisa kita pelajari dari alam.
Filsafat Minangkabau jika di pandang secara epistemologi cenderung memberikan pehaman yang di dasarkan dari fenomona alam sebagai sumber dan inspirasi. “Alam takambang jadi guru” Perupakan petuah Minangkabau yang jika di artikan ke dalam Bahasa Indonesia berarti “Semakin Alam Berkembang maka alam dapat menjadi guru”.
Doktrin Minangkabau ini mengisyaratkan alam menjadi memiliki hakikat universal dalam keilmuan. Pemahaman kosmosentris dari “Alam Takambang Jadi Guru” bukan merujuk pada objektif terhadap alam itu sendiri melainkan transedental dari alam yang memberikan pembelajaran filosofis mengenai perjalanan kehidupan melalui dialektika yang dijalani oleh alam itu sendiri.
Hingga hasil dari kajian epistemologis Minangkabau tidak hanya berpijak pada tangkapan indrawi dan rasionalitas, melainkan bertumpu kepada aspek hati yang bermuara pada konsep etis-argumentatif.
Alam merupakan salah satu media pengajaran dan menjadi pedoman hidup bagi manusia dalam bermoral dan beretika, berdasarkan fenomena alam yang tersajikan mereka membuat pepatah dan menggunakannya berdasarkan kehidupan yang ada di alam , hal ini lah yang menjadi dasar dalam aturan, hukum, dan ketentuan adat, dan dapat di terapkan sehari hari.
Dalam kata pusaka mengungkapkan :
Panakiak pisau sirawik (Penakik pisau siraut)
Ambiak galah batang lintabuang (ambil galah batangintabuang)
Silodang ambiah ka niru (selodang ambil untuk nyiru)
Nan satitiak jadikan lauik ( yang sekepal jadikan gunung)