Mereka menyatakan pembelian bahan baku, proses produksi emping, dan pemasarannya sama seperti dahulu tidak berubah walaupun telah ada Istana Emping. Padahal mereka mengharapkan adanya perubahan seperti bahan baku yang mudah didapat, peningkatan produksi emping, dan pemasaran produk yang lebih luas.Â
Gambar di bawah menunjukan kondisi nyata para perajin emping tetap melakukan kegiatan produksi emping pada gubuknya masing-masing tidak pada rumah produksi, Istana Emping.
Â
Jika dilihat melalui sosial media instagramnya, @istana_emping, kegiatan yang berlangsung di dalamnya tidak memfokuskan kepada produksi dan pemasaran emping.Â
Kegiatan produksi yang berlangsung di sana ialah produksi kue-kue lebaran seperti, kue kacang, putri salju, dan lainnya. Sedangkan barang atau produk yang dijual pada Istana Emping sebagaian besar sembako dan kue-kue lebaran serta sebagian kecil produk olahan melinjo, seperti emping.
Padahal saat pertama kali membaca berita tentang pembangunan Istana Emping, penulis berekspetasi kedepannya akan ada inovasi sebagai upaya peningkatan produksi emping.Â
Contohnya seperti kegitan produksi emping menggunakan mesin untuk meningkatkan hasil produksi. Tak hanya itu, penulis juga berekspetasi bahwa ada kegitan workshop mulai dari penyiapan bahan baku hingga pemasaran emping di dalam Istana Emping sebagai pembinaan para perajin emping.Â
Namun kenyataan tidaklah demikian, Istana Emping belum memberdayakan para perajin Emping di Desa Sukamaju, Labuan. Semoga kedepannya akan ada evaluasi agar Istana Emping berjalan seperti apa yang telah direncanakan sejak peletakan batu pertamanya.
Sumber :
http://sim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/berita/p/pemerintah-kabupaten-pandeglang-apresiasi-pembangunan-istana-emping
https://srbnews.id/ekonomi-masyarakat-desa-sukamaju/
https://www.instagram.com/istana_emping/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H