Mohon tunggu...
Moh rivaldi abdul
Moh rivaldi abdul Mohon Tunggu... Mahasiswa IAIN Gorontalo -

Mahasiswa IAIN Gorontalo Fb. Moh. Rivaldi Abdul Rivaldiabdulputrisuleman.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Belajar Pancasila Pada Buya Hamka

21 Juni 2018   10:12 Diperbarui: 21 Juni 2018   10:18 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila:

1. Ketuhanan yang maha Esa.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam buku "Empat Pilar MPR RI", yang disusun oleh pimpinan MPR dan Tim kerja sosialisasi MPR RI periode 2009-2014. Dinyatakan bahwa, kelima sila tersebut sebagai satu kesatuan nilai kehidupan masyarakat Indonesia dan dasar Negara Republik Indonesia. 

Dasar tersebut kukuh karena digali dan dirumuskan dari nilai kehidupan rakyat Indonesia yang merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Karena itulah Pancasila disepakati secara Nasional, Pancasila merupakan suatu perjanjian luhur yang harus dijadikan pedoman bagi bangsa, Pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia. 

Pancasila sebagai dasar negara kita, maka nilai-nilainya haruslah wujud dalam kehidupan bermasyarakat kita. Namun nyatanya kalau kita melihat realita saat ini, dimana kita membaca lima butir nilai Pancasila dan melihat kehidupan saat ini. Maka Pancasila seakan hanya menjadi bacaan rutin dalam upacara bendera, tapi sangat minim pengamalannya dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Padahal sebagai dasar negara Pancasila haruslah tercermin dalam setiap lapisan kehidupan masyarakat Indonesia.

Cobalah kita lihat nilai-nilai Pancasila yang lima. Yang pertama "KeTuhanan yang maha Esa". Narkoba yang marak dikalangan remaja, minuman keras yang masih marak menyebar di masyarakat, ini menandakan minimya nilai keTuhanan dalam diri masyarakat kita. "Kemanusiaan yang adil dan beradab", hukum yang tidak seperti mata pedang yang tajam di kedua sisi, namun malah seperti mata pisau yang sangat tajam kebawah namun tumpul keatas. 

Kitalah yang menyaksikan dan penilaian ada pada diri kita masing-masing sudah adil dan beradab kah atau tidak hukum di Negeri kita ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun