Pilpres tinggal 25 hari lagi, saya sudah mantap untuk pilih Prabowo – Hatta. Kemungkinan gak akan berubah walaupun ada Debat ke 2, 3, 4, dan 5 sampai 5 Juli nanti. Sebab saya punya banyak alasan untuk pilih Prabowo – Hatta, tapi cukup sebagian alasan saja yang saya urai berikut ini :
JK bukan konseptor hebat dan suka menabrak aturan
Konon, JK sangat berjasa dalam proses konversi minyak tanah ke elpiji. Tapi sejujurnya konversi gak akan sukses tanpa kerja solid tim ekonomi SBY dengan koordinasi Boediono dan Sri Mulyani. Tak berhasil pula jika pertamina gak becus membuat distribusi yang baik.
Cerita lain soal JK, Bandara Kualanamu Medan yang kami banggakan awalnya cuma dianggap bandara internasional biasa dengan rute internasional yang sedikit dan beberapa rute regional doank. Padahal dengan letak Kota Medan yang strategis, Kualanamu bisa digadang menjadi bandara transit menyaingi KLIA dan Changi.
Kabarnya pula, Terminal 3 Bandara Soekarno – Hatta Pier 1 juga buah dari kengototan JK untuk pakai arsitek lokal. Alhasil, Terminal 3 Soekarno – Hatta Pier 1 lebih mirip LCC Terminal hanya sedikit lebih baik saja. Pier 1 ini juga terancam dirubuhkan karena desain gak matching dengan Terminal 3 Ultimate yang dirancang Woodhead, arsitek yang juga mendesain Changi Airport.
JK juga kerap nabrak aturan. Kebiasaan nabrak aturan sangat berbahaya, inilah benih – benih kolusi yang sebenarnya. JK pernah berseteru dengan Sri Mulyani untuk beberapa project, misalnya ;
1) November 2006, Ditjen Bea Cukai Depkeu menyegel 12 heli BO 105 buatan Jerman karena belum membayar pajak impor sebesar Rp 2,1 milyar. Helikopter itu dibeli atas permintaan JK melalui perusahaan keluarganya yaitu PT Air Transport Services milik Achmad Kalla, adik JK.
2) 2007, Sri Mulyani menolak draft peraturan baru tentang jalan tol yang diajukan JK. Sri Mulyani bersikukuh bahwa aturan boleh dirubah jika sebagian ruas jalan tol sudah selesai dan beroperasi. 3) 2007, Sri Mulyani tidak setuju dengan pendanaan asing untuk proyek pembangkit listrik 10 ribu megawatt yang akan digarap perusahaan JK. Pada waktu itu JK berkomentar, “Presiden dan wapres yang akan menanggung resikonya, bukan menteri”.
Ada juga kabar dari media yang bilang kalau JK pernah dipecat oleh Gus Dur karena terindikasi KKN. Ini jelas – jelas jauh lebih gawat daripada isu pemecatan capres sebelah. Ya ampuun.
Isunya pula, setiap proyek di negeri ini harus melalui meja kerja JK. Ckckckck, pantas saja sering terjadi conflict of interest di dalam KIB Jilid I.
JK sudah tua tapi tidak dewasa
Dari segi usia dan pengalaman JK memang sudah sangat tua, usia pun sudah 72 tahun. Tapi apakah senioritas JK menjamin kedewasaan ? apakah komentarnya berbobot dan bermutu ? Ooo belum tentu.
Gak ada angin gak ada hujan, JK nyindir capres sebelah dengan cara yang gak elegan.
"Untuk biologis saya tidak lepas dari peran istri saya yang hebat. Sehingga kalau tidak ada istri bisa bahaya," kata JK berkelakar.
Sedangkan Prabowo, untuk membagi kisah mudanya dengan Raffi Ahmad di twitter saja Prabowo merasa sungkan, dan memilih ngomong langsung sama Raffi pas ketemu.
Yang paling anyar, JK kembali nantangin Prabowo beradu baca Al Qur’an. Untuk yang ini memang kebangetan. Sebelumnya tantangan ini pernah dijawab Amin Rais dengan mengadu JK dan Hatta dahulu sebagai Cawapres, “tidak perlu sampai Prabowo laaah”, kata Amin. Tapi rupanya JK tambah jumawa, setelah sebuah Al Qur’an suci yang indah dihadiahkan kepadanya dari Buya Masoed Abidin di Padang.
Lantas apa tanggapan Prabowo ?
Dengan tawaduk Prabowo menjawab, “ Yah.., pasti Pak JK lebih bagus lah, beliau kan Ketua Dewan Masjid,"
Prabowo sendiri bingung mengapa sampai ditantang lomba membaca Alquran dalam proses Pilpres ini. Sebab, ia sendiri merasa tidak pernah mengaku-ngaku hebat membaca Alquran.
"Kenapa, kenapa..? Jelas lebih baik orang lain, saya kan tidak mengatakan saya hebat," jawab Prabowo
Selain tidak dewasa, JK juga gak cermat. Setelah Prabowo menjelaskan secara singkat dan detail tentang posisinya pada 1998, bahwa ada sekelompok orang yang ingin melakukan pengeboman dan fakta bahwa di Singapura, tidak melaporkan orang yang memegang bom saja dihukum mati apalagi merakit bom.
Sudah dijelaskan detai oleh Prabowo, JK malah cuma nanya,
“ apakah bentuk ancaman itu hanya bom saja ? “.
Pertanyaan macam apa ini ? *gubraks
Jokowi bukan pemimpin teladan
Apa itu management controlling yang sering diumbar Jokowi ?
Monorel mangkrak ?
PKL balik ke badan jalan ?
Pengadaan Bus Karatan Cina ?
Pungli KJP ?
Anak buah bingung maunya gubernur ?
Ninggalin amanah gubernur DKI ?
Atau management controlling itu adalah controlling dari "3 ahli dunia" yaitu JK, Megawati, Surya Paloh ?
Jokowi cuma lip service, sok tau, dan suka menggampangkan
[caption id="" align="alignleft" width="276" caption="Gambar dari M Ricky Rivai"][/caption]
Terlalu banyak bicara hal teknis, Jokowi sok tau dan gak paham teknisnya. Inilah yang kumaksud cuma pemanis di bibir aja, supaya di debat kemaren nampak smart. Aslinya sesat pikir. Oalaah
Perhatian untuk para programmer di Indonesia ( dan tahan emosi anda ), ini kata Jokowi :
“e-government, e-budgeting, e-procurement, e-catalog, e-audit, semua dibangun. Saya tinggal tab, pencet, setiap saat bisa dilakukan. Panggil aja programmer, gak ada 2 minggu bisa dirampungkan.”
Persis, Jokowi mirip Cak Lontong di Stand Up Comedy.
Dikiranya bikin program itu cuma ngoding sampe running, atau cuma download di internet trus modifikasi.
Padahal, bikin database aja gak kelar 6 bulan, project development aja udh makan waktu 2 bulan.
Bisa aja bikin program 2 minggu kelar, asal semua orang se – kecamatan Cilandak itu programmer dan Jokowi sekalian jadi project managernya.
Ini capres gagal paham sama yang dia omongin, pesan saya kalau Jokowi jadi presiden jangan lupa bikin program e-nyerocos sama e-blusukan. Dan bagi programmer di Indonesia, hati – hatilah kalau ketemu capres ini, jangan mau terima project dari dia kecuali bayarannya gede dan jelas. Dia maunya 2 minggu kelar karena dia gak ngerti apa yang dia mau.
Efek pencitraan Esemka 3 tahun lalu ternyata belum hilang juga, mungkin dia lupa minum obat.
TV One VS Metro TV
Metro TV selalu punya cara untuk mendaur ulang bahan berita tak layak edar. Inilah ciri media partisan . Dibandingkan TV One, Metro TV memang sadis. TV One masih mau memberitakan Jokowi dan mengundang narasumber yang Pro Jokowi. Tapi Metro TV ?
Di Acara Mata Najwa misalnya, sebenarnya MetroTV cerdik tapi gak fair. Kalau Ketua Timses itu ya ditandem sama ketua timses juga. Pak Machfud mestinya head to head sama Cahyo Kumolo karena sesama Ketua Timses. Kalau Anies, cukup sama Tantowi Yahya aja, atau Ibu Marwah Daud. Sama – sama jubir doang tooh. Itu bukan cerita perdebatan orang yang gagal nyapres, itu harusnya ajang pembuktian kemampuan timses.
Bedakan dengan TV One. Ingatkah kita ketika di ILC Karni Ilyas bilang, “ sebenarnya kami ingin mengangkat tema bus karatan. Tapi mengingat dampaknya jauh lebih besar korupsi haji maka kami membahas tema korupsi haji. Tidak ada unsur politis dalam perubahan tema ini”
Padahal ARB adalah teman koalisi Gerindra. ARB bisa meminimalisir pemberitaan teman koalisi lainnya yaitu SDA. Tapi disitulah letak kenegarawanan ARB, seperti halnya dia merogoh kocek pribadinya 9 Triliun untuk korban Lapindo yang merupakan ganti untung bukan ganti rugi, karena banyak dari korban yang bisa buka usaha dan berangkat haji.
Metro TV itu alay bin lebay. Metro TV dari subuh sampai subuh masif memberitakan hal positif Jokowi. Sedangkan pada Prabowo, pemirsa Metro TV disuguhi berita Prabowo dengan narasi dan gambar yang provokatif mirip cara – cara VOC dan Partai Komu*** Indonesia.
Inilah bukti syahwat Surya Paloh pada Jokowi
[caption id="" align="aligncenter" width="360" caption="Gambar dari Razi Muhara"][/caption]
Padahal Metro TV dijejali SDM yang sangat cerdas dan kompeten jauh dibandingkan TV One yang gak ada apa apanya. Tapi kalau sudah begini, gak lebih baik dari YKS bukan ?
Hatta sosok wapres yang tepat
Dahulu, jauh sebelum saya dilahirkan, Orde Baru melalui arsitek ekonominya Widjojojo Nitisastro telah memainkan peranan penting pembangunan ekonomi negara. Dikenal dengan Widjojonomics, konsep pembangunan ekonomi dengan menitikberatkan pada pembangunan infrastruktur dan industrialisasi besar – besaran. Industrialisasi sebagai basis utama model pembangunan diyakini merupakan cara paling cepat untuk menciptakan kelas menengah dan masyarakat yang modern.
Fokus Widjojonomics adalah memperbesar kue pembangunan. Jika kue pembangunan besar, maka diharapkan akan terjadi mutasi luar biasa yang turut pula dinikmati oleh kelompok masyarakat kecil melalui perluasan lapangan kerja, distribusi pendapatan, dan perluasan pasar domestik.
Kini, lebih dari 4 Dasawarsa berlalu, muncullah mazhab ekonomi baru yang dikenal dengan Hattanomics. Istilah Hattanomics pertama kali diperkenalkan oleh Kevin O’Rourke, pendiri konsultan resiko politik Reformasi Weekly, melalui artikel berjudul “The Politics of Indonesia’s Protectionism” pada harian The Wall Street Journal. Istilah Hattanomics merujuk pada seperangkat kebijakan ekonomi pemerintahan SBY Jilid II yang dikendalikan Menteri Perekonomian Hatta Rajasa dengan ubannya yang khas.
Menurut Rourke, tiga hal pokok menjadi ciri Hattanomics, yaitu proteksionisme, restriksi perdagangan , dan pembatasan modal asing. Secara teknis, manifestasi Hattanomics terwujud dalam kebijakan renegosiasi kontrak karya, pembatasan saham asing di pertambangan secara bertahap, dan pengenaan pajak ekspor barang tambang dan mineral.
Harus diakui, belakangan ini pemerintah seperti punya harapan baru dalam pengelolaan sumber daya mineral kita. Misalnya, pemerintah mewajibkan perusahaan tambang asing dalam kurun 10 tahun untuk mendivestasi sahamnya kepada perusahaan lokal atau pemerintah sampai dengan 51 % saham. Pemerintah juga mengenakan pajak tambahan ekspor hingga 20 % untuk 65 jenis barang tambang. Tujuannya untuk mendorong perusahaan tambang membangun smelter ( pabrik pengolahan ) di dalam negeri sehingga produk tambang kita memiliki nilai tambah.
Pada tahun 2012, Presiden SBY menunjuk Hatta menjadi Ketua Tim Evaluasi Penyesuaian Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pertambangan. Hatta berusaha keras untuk menciptakan evaluasi perjanjian yang berkeadilan untuk mereka dan bangsa kita.
Hatta sebagai Menko Perekonomian juga mencanangkan MP3EI. Sebagai upaya untuk mempercepat laju ekonomi negara, pembangunan infrastruktur besar – besaran di Indonesia Barat, Tengah dan Timur pun dikebut sekencang - kencangnya. Bisa kita lihat contoh konkritnya, pembangunan Terminal 3 Bandara Soekarno – Hatta yang sudah sangat mendesak dikebut pagi, siang, dan malam supaya dapat segera mengurangi beban kepadatan Bandara Soekarno – Hatta yang sudah merugikan operator bandara, maskapai, dan penumpang itu sendiri. Hatta juga getol bergerilya mencari investor untuk membangun banyak bandara di kota lain, pelabuhan, jembatan, pembangkit listrik, jaringan telekomunikasi, kawasan industri baru, dan jalan tol demi realisasi MP3EI yang sesuai harapan, demi bergeraknya ekonomi negara secepat mungkin.
Prabowo Sosok terbaik memimpin negeri ini
[caption id="" align="aligncenter" width="432" caption="Gambar dari Saifuddin Surur"][/caption]
Prabowo punya halaman luas lengkap dengan Pusdik pertanian, peternakan, pusat latihan pencak silat dan berkuda, melibatkan warga sekitar rumahnya untuk mengelola dan memperoleh hasilnya sendiri dari sana. Bukti Prabowo Pro Rakyat dan Pro Ekonomi Rakyat.
Prabowo punya universitas dan program beasiswa ke luar negeri . Bukti Prabowo peduli pendidikan.
Prabowo tidak ingkar janji dan komitmen untuk taat konstitusi dan demokrasi. Bukti Prabowo tidak otoriter
Prabowo konsisten membela bangsanya, punya gagasan besar lengkap dengan program implementasinya, punya pengalaman tempur di medan perang, menguasai 4 bahasa asing, ulung berdiplomasi, punya banyak teman di berbagai belahan dunia, berhasil membebaskan TKI yang terancam hukuman mati. Bukti Prabowo pantas jadi Presiden Indonesia ke 7
Silakan teman – teman kompasiana nilai sendiri, siapa yang benar – benar bisa memimpin bangsa ini. Siapa yang bicara sok teknis padahal gak ngerti, siapa yang bicara global padahal secara teknis sudah dirumuskan. Siapa yang sudah banyak berbuat dan berkorban bagi bangsa ini, dan siapa yang sering nabrak aturan dan senang berkolusi.
Silakan teman – teman nilai sendiri, silakan direnungkan sampai 9 Juli nanti.
[caption id="" align="aligncenter" width="358" caption="Timses Prabowo - Hatta ( Gambar dari Andrita Agita )"][/caption]
*M Ricky Rivai*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H