Mohon tunggu...
Rivah
Rivah Mohon Tunggu... Lainnya - LimaGaris

LimaGaris Tetap Membaris Sampai Kata Kata Habis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Satu Warna Pena dan Kertas Berwarna

31 Desember 2020   23:01 Diperbarui: 31 Desember 2020   23:07 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Duniaku Mengenal Kebahagiaan Yang Harus Di Perjuangakan
Satu Warna Pena Ku Ukir Kata Kata
Yang Labil Diterima Oleh Kertas Yang Penuh Warna

Dituliskan Segala Rasa
Walau Berujung Kata Tanya
Disampaikan Maksud Cerita
Yang Tak Raga Tau Itu Kenapa

Ada Apa Dengan Raga
Memaksa Kata Nyata
Meski Dianggap Hal Maya

Hanya Percaya Dengan Metamorfosa
Ku Simpan Kata Bahagia Yang Sempurna
Disiapkan Secarik Kertas Yang Sama
Sudah Bergelora Rasa
Tuk Terus Mengukir Satu Warna Pena

Hati Tahu Diri
Ia Tutup Buku Tuk Menyendiri
Tak Dibuka Untuk Orang Yang Menganggu Mimpi

Sudah Ku Coba Tuk Tak Menghampiri
Tapi Hati Tak Bisa Dibohongi
Yang Hati Bisa Hanya Lafal Mensyukuri
Karena Sudah Memberi Kertas Yang Menenangkan Hati

Tak Bermaksud  Membuka Paksa Buku
Karena Ku Mampu Mengetuk Walau Tak Sesuai Ekspetasi Halu
Karena Maksudku Bukan Menganggu Mimpi Mu

Ku Ucapkan Rasa Kasih
Pada Kertas Yang Tak Bisa Pindah Alih
Menjadi Senderan Saat Bahagia Dan Sedih
Di Buku Yang Bersih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun