Mohon tunggu...
Riitzal Dyn
Riitzal Dyn Mohon Tunggu... wiraswasta -

saat kubawa diriku dengan berat, aku sulit untuk melangkah, saat kubawa diriku dengan ringan, aku terlalu mudah terbawa angin, dan terdampar pada suasana yang tak kuinginkan. Tapi saat kuserahkan diriku pada sang kuasa, aku merasa tenang, langkahku pasti dan aku merasa nyaman dengan senyumku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

The Living Harmony

19 Juni 2012   18:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:46 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ku ingin melukismu dalam puisi,
sejenak meninggalkan ketiadaan yang merindu,
nafas rasamu yang membeku


garis senyumu membelengguku,
menyertai mimpi-mimpi yang sulit aku ganti,

dulu di matamu tersirat samudra, senyatanya entah dimana,
dulu pernah tertawa bersama, sekarang terisak dalam tanya,
syahkah aku menanti ?


maaf, aku belum bisa jadi udara,
yang membungai kepak sayapmu,
maaf, bila duri yang menyesak di hatimu,
kau tak indah tuk terluka,

coba terimalah, coba mengertilah,,


aku menunggu berhari-hari,
tapi rasa sayang ini tag kunjung membusuk,
mungkin menanti takdir sebut namaku,
mungkin menanti waktu merubah arahmu,

seperti mentari menerima hujan,
seperti pelangi manyanding temaram.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun