Bagi ukuran manusia, usia 75 tahun mungkin adalah usia yang sangat lanjut. Tetapi untuk ukuran sebuah negara, 75 tahun adalah usia yang relative muda. Kita lihat Amerika Serikat yang sudah berumur sekitar 244 tahun. Mungkin kita bisa bandingkan lagi dengan Majapahit dengan  Sriwijaya yang berumur lebih dari satu dan dua abad.
Namun selama 75 tahun merdeka ini, Indonesia telah mengalami banyak hal. Mulai dari perjuangan melawan VOC Â dan pemerintahan Belanda, Inggris dan sebelumnya Portugis.Â
Lalu kita juga harus berjuang secara luar biasa melawan Jepang yang meski berada satu benua dengan kita tapi punya sikap yang amat kejam. Penyiksaan, kerja paksa, pemerkosaan dan lain-lain mewarnai nyaris 3,5 tahun mereka menjajah kita.
Saat memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, banyak orang berpendapat bahwa itu puncak dari perjuangan kita, namun sebenarnya tantangan terbesar dari itu semua adalah perjalanan pasca kemerdekaan untuk mengisi kemerdekaan itu sendiri. Tentu kita mengenal demokrasi terpimpin era bung Karno, lalu kita menghadapi G 30 S /PKI.Â
Setelah masa Bung Karno berakhir kita berhadapan dengan era Soeharto yang sangat panjang dan membuat banyak orang tertekan. Ya, banyak orang mengatakan bahwa pada era Soeharto terjadi represi yang luar biasa.
Setelah itu kita menghadapi reformasi dan masa-masa setelahnya. Masa reformasi adalah masa dimana demokrasi bisa terjadi secara ideal tetapi terjadi salah perlakuan terhadap demokrasi itu sendiri alias kebablasan. Ini ditambah dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.Â
Kondisi ini membuat suatu perubahan yang luar biasa, bukan hanya soal teknis, tetapi juga soal budaya yang berubah; keterbukaan dan transparansi adalah hal yang sangat penting pada era ini.
Salah satunya adalah soal ideologi. Kita lihat bagaimana Islam tumbuh subur di ruang terbuka kita. Jilbab dan beberapa hal yang dilarang saat orde baru kini diperkenankan. Dengan teknologi juga berbagai prespektif soal Islam juga mengemuka, termasuk syariat Islam mengingat sebagian besar penduduk Indonesia menganut agama Islam. Sehingga ada tuntutan untuk mengubah ideologi Pancasila dengan ideologi Islam dalam hal ini khilafah seperti pada masa Islam mula-mula.
Tuntutan ini sering diusung oleh organisasi Islam bernama Hizb Ut Tahrir yang juga teramplikasi ke bidang politik.  Organisasi (saat lahirnya dia berbentuk partai) ini kini dengan terang-terangan mempengaruhi dunia pendidikan, anak-anak dan wanita untuk  memahami kekhilafaan dan memberi gambaran bahwa  seakan takdir bangsa ini adalah hanya memenuhi syariat Islam tanpa memandang konteks kebangsaan secara luas. Padahal banyak negara yang sebagian besar juga berpenduduk muslim tapi tidak memandang perlu untuk berbentu ke-khalifahan.
Karena itu sudah tepat kiranya jika pemerintah membuabarkan HTI pada tahun 2017 karena dianggap tidak sejalan dengan ideologi Pancasila. Harmonisasi seluruh komponen yang berbeda akan menghantarkan Indonesia berumur lebih panjang dari Amerika Serikat, Majapahit dan Sriwijaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H