Indonesia seperti halnya negara lain, dalam beberapa tahun terakhir sempat sangat terpuruk karna wabah covid 19. Hal ini membuat mandetnya perekonomian bahkan menyerang dunia pendidikan yang berdampak sangat signifikan terhadap minat belajar siswa saat ini. Kurang lebih 2 tahun, anak-anak Indonesia di paksa belajar dari rumah atau online, berbagai metode yang berkaitan dengan pembelajaran jarak jauh sudah diusahakan oleh guru dan pemerintah namun tak menunjukkan hasil yang baik. Siswa yang diharapkan mampu memanfaatkan gawai untuk belajar online dengan maksimal terkadang malah berbalik menyalahgunakan gawainya dengan menggunakan aplikasi game onlie atau bahkan gawai hanya digunakan untuk sosial media saja. Akibatnya ketika pembelajaran tatap muka sudah dapat dilakukan, semangat dan motivasi siswa menjadi merosot tajam, bahkan siswa enggan ke sekolah karna sudah terlalu nyaman berada di rumah.
Hal ini yang harusnya jadi PR bagi semua guru dan tenaga pendidik, bagai mana mensiasati agar siswa mampu mengembalikan motivasi diri terhadap pembelajaran tatap muka, guru harus pandai memilih model pembelajaran yang inovatif, yang sesuai dengan kebutuhan siswa jaman now. Model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) bisa menjadi salah satu solusi alternatif untuk meningkatkan minat berlajar siswa, karna model pembelajaran ini bersifat student center atau terpusat pada siswa. Selain itu sosok atau figur guru yang memesona juga penting, guru adalah figur atau sosok bagi siswa, cara berpakaian, bertutur sapa dan bertindak menjadi sorotan dan acuan bagi siswanya, untuk itu guru perlu memahami ilmu pedagogik lenih baik lagi.Â
Di dalam kurikulum baru "kurikulum merdeka" sebenarnya juga menekankan pada student center, dimana guru dituntut agar dapat mengajar sesuai dengan gaya belajar siswa, baik audio, visual, audio visual, kinestetik maupun read and write. Karna guru juga harus menyadari, tidak semua siswa membutuhkan pendekatan yang sama, tidak semua siswa punya gaya belajar yang sama. Tapi semua siswa punya hak untuk mendapatkan proses pengajaran yang sesuai dengan bakat mereka.
Jika semua aspek bisa dipenuhi oleh guru dan tentunya didukung oleh lingkungan seperti kepala sekolah, instansi terkait maupun orang tua siswa, maka bukan hal yang tidak mungkin, jika kita dapat mengembalikan semangat dan motivasi siswa generasi GG, karna hakekatnya seorang guru adalah "tetap belajar walau sudah mengajar".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H