“Orang-Orang Bloomington” merupakan buku yang berisi antologi tujuh cerita pendek karya Budi Darma. Benny Arnas adalah nama asli dari Prof. Dr. H. Budi Darma M.A. Budi Darma. Ia lahir pada tanggal 25 April 1937 di Rembang, Jawa Tengah. Dalam penulisan buku ini, Budi Darma terinspirasi ketika ia menempuh pendidikan master di Indiana University Bloomington, Amerika Serikat pada tahun 1974.
Budi Darma adalah seorang sastrawan Indonesia, dalam buku antologi cerpen "Orang-Orang Bloomington" yang terbit pertama kali pada tahun 1980 ini mengajak pembaca untuk menyelami kehidupan masyarakat di sebuah Kota Bloomington. Melalui pengamatannya, kita disuguhkan potret mendalam tentang beragam karakter manusia dengan segala kompleksitas dan rahasianya.
Dalam antologi cerpen ini, penggambaran tokoh yang begitu hidup dan autentik. Budi Darma berhasil menciptakan karakter-karakter yang bukan sekadar tokoh dalam cerita, melainkan individu dengan jiwa yang bergelut dengan berbagai persoalan hidup. Mereka tidak hanya sekadar bersifat protagonis atau antagonis, melainkan manusia dengan segala nuansa ke abu-abuan.
Dalam buku “Orang-Orang Bloomington”, Budi Darma menggunakan sudut pandang orang pertama dengan kata ganti “saya” sebagai narator. Sehingga, Budi Darma dapat menggali lebih dalam mengenai perasaan tokoh. Penggambaran tokoh-tokoh dalam "Orang-Orang Bloomington" hadir dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Mereka bukan sekadar karakter biasa, melainkan digambarkan sebagai seorang individu yang kompleks dengan latar belakang dan motivasi yang beragam. Budi Darma berhasil menciptakan tokoh-tokoh yang autentik, sehingga pembaca dapat dengan mudah merasakan empati dan memahami setiap tindakan yang mereka lakukan.
Salah satu contoh yang menonjol adalah tokoh dalam cerita pendek berjudul “Laki-Laki Tua Tanpa Nama”, melalui penggambaran tokoh yang detail, kita dapat merasakan kesepian dan kepahitan yang mendalam dalam diri tokoh laki-laki tua tanpa nama tersebut. Tingkah lakunya yang eksentrik atau tidak biasa dan seringkali menakutkan justru menjadi refleksi dari kepribadiannya yang terluka dan mencari perhatian. Tokoh ini menjadi representasi dari banyak orang yang merasa terasing dan kehilangan tempat dalam masyarakat.
Selain itu, Budi Darma juga berhasil menggambarkan dinamika hubungan antar tokoh dengan sangat baik. Interaksi antara tokoh-tokoh ini menciptakan konflik dan ketegangan yang menarik. Misalnya, hubungan antara Ny. Casper dan laki-laki tua tanpa nama yang penuh dengan ketakutan dan ketidakpastian. Hubungan seperti ini memperkaya cerita dan memberikan dimensi tambahan pada karakter-karakter yang terlibat.
Penggambaran hubungan antar tokoh juga menjadi salah satu daya tarik dalam antologi cerpen ini. Interaksi antara karakter-karakter menciptakan dinamika yang kompleks dan penuh ketegangan. Hubungan persahabatan, percintaan, hingga permusuhan digambarkan dengan begitu hidup, sehingga pembaca seolah-olah menjadi terlibat dalam setiap adegan cerita tersebut.
Selain itu, latar tempat yang digambarkan, yaitu Kota Bloomington, juga turut mewarnai karakterisasi tokoh-tokohnya. Suasana Kota Bloomington yang tenang namun menyimpan misteri menjadi semacam latar belakang yang mempengaruhi perilaku dan pemikiran karakter tokoh tersebut.
Salah satu hal yang menarik dalam antologi cerpen ialah bagaimana Budi Darma berhasil menggambarkan tokoh-tokoh yang mengalami perubahan sepanjang cerita. Mereka tumbuh, belajar, dan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini menunjukkan bahwa karakter-karakter dalam "Orang-Orang Bloomington" adalah manusia yang dinamis dan terus berproses.
Melalui penggambaran tokoh yang mendalam, Budi Darma mengajak pembaca untuk merenungkan berbagai persoalan hidup. Kesepian, cinta, kehilangan, dan pencarian makna hidup diangkat dengan begitu indah dan menyentuh.
Antologi cerpen ini juga menyajikan kritik sosial yang halus terhadap masyarakat. Melalui tokoh-tokohnya, Budi Darma mengamati berbagai permasalahan sosial yang seringkali kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti kesenjangan sosial, diskriminasi, dan perasaan terasingkan.