Mohon tunggu...
Rita Setyaningrum
Rita Setyaningrum Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu dari dua anak laki-laki. Punya hobi jalan-jalan, menulis di blog dan jualan online. Sangat cinta pantai, buku dan film romantis. Suka sekali bergabung dengan berbagai komunitas, diantara nya Ibu-ibu Doyan Nulis, Ibu-ibu Doyan Bisnis dan Singleparent Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Komunitas Nebengers

10 April 2014   02:49 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:51 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah 10 tahun saya tidak lagi bekerja di Jakarta, banyak sekali perubahan pada moda transportasi saat ini. Walaupun sesekali saya ke Jakarta untuk beberapa urusan, saya selalu mencoba berbagai angkutan umum, seperti kereta, busway, metromini, dan bajaj.

Sejak tahun 2000 sampai tahun 2004 saya bekerja di wilayah Jakarta Barat. Saat itu jumlah angkutan umum belum banyak seperti sekarang. Setiap pagi yang saya lihat adalah penumpang yang menumpuk karena tidak terangkut biskota. Semakin siang semakin banyak pengguna biskota yang menunggu di shelter bis. Belum lagi berangkat kerja terlalu siang membuat kita terjebak macet yang panjang. Sore hari disaat jam pulang kantor pun akan terjadi hal serupa.

Saat itu untuk berangkat ke kantor saya ikut tetangga yang kebetulan sopir dari bis jemputan departemen pemerintah. Berangkat pun harus pagi-pagi sekali. Karena jam kerja PNS saat itu adalah jam 8 pagi. Setiap hari saya berangkat jam 5.30 untuk ikut mobil jemputan tersebut. Lewat dari jam tersebut sudah pasti saya akan ditinggal bis jemputan dan sudah pasti pula harus naik bis kota yang entah sampai jam berapa akan terangkut dan sampai ke kantor. Pulang kerja biasanya saya naik mobil-mobil pribadi yang ngomprengi para penumpang dengan membayar ongkos lebih murah atau kadang-kadang sama dari bis kota. Menggunakan mobil omprengan memang tidak tentu mobil yang sama setiap saat, sedapatnya saja saat itu yang datang lebih dulu.

Setelah sekian lama, ternyata saat ini sudah banyak komunitas penumpang mobil ompreng, disebutnya komunitas nebengers. Biasanya mereka berhubungan melalui bbm, wa atau sms untuk saling berkomunikasi. Lokasi komunitas nebengers pun sesuai dengan lokasi tempat tinggal dan lokasi kerja si pemilik mobil, sehingga si pemilik mobil akan langsung menjemput penumpang yang sudah jadi 'member' mobilnya setiap pagi dan sore.

Dari hubungan antara pemilik kendaraan dan member penumpang, biasanya akan terjalin komunikasi dan hubungan lebih erat, misalnya sesama member nebengers mengadakan arisan bareng, makan-makan bareng sampai jalan-jalan bareng, tentunya dengan membawa keluarga masing-masing jika memang sudah berkeluarga. Dari komunitas ini lahir persahabatan baru, relasi baru dan teman baru. Seperti saya hari ini, kembali menjadi salah satu member nebengers yang sudah pasti saya menemukan relasi dan teman baru..

Selamat Pagi,
selamat kembali menikmati indahnya kemacetan jalan tol dengan keceriaan didalam mobil omprengan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun