Kabupaten Tangerang, menjadi salah satu wilayah di Provinsi Banten dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun, dihadapkan pada tantangan terkait ketenagakerjaan dan pengangguran. Di tengah pesatnya pembangunan infrastruktur dan industri, angka pengangguran di Kabupaten Tangerang masih menjadi perhatian serius.Â
TahunTingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Tangerang Provinsi Banten (Persen)2020
20219,0620227,8820236,94
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tangerang, tingkat pengangguran di tahun 2023 sedikit menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, angka ini masih tinggi jika dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Banten. Hal ini menunjukkan bahwa masalah penciptaan lapangan kerja yang baik di Kabupaten Tangerang masih sulit.Â
Beberapa hal utama yang menyebabkan tingginya tingkat pengangguran di Kabupaten Tangerang antara lain:
- Pandemi Covid-19 berpengaruh besar terhadap ekonomi Kabupaten Tangerang, termasuk menutup beberapa toko, bisnis ritel, hingga pabrik-pabrik. Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama pandemi secara langsung menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi. Toko-toko fisik sekarang memiliki sedikit pengunjung karena orang-orang lebih suka tinggal di rumah dan menghindari kerumunan. Pandemi membuat banyak orang berbelanja online lebih banyak. Konsumen mulai menggunakan platform e-commerce untuk belanja, sehingga berdampak pada penurunan jumlah pelanggan di toko fisik. Toko-toko kecil yang lambat beradaptasi dengan platform digital kesulitan bertahan. Meskipun aturan sudah diubah menjadi lebih longgar, efek ekonomi pandemi masih dirasakan. Banyak pusat perbelanjaan di Tangerang dan sekitarnya masih sepi pengunjung dan banyak kios yang kosong, sebagian karena efek pandemi yang terus berlangsung.
- Bergantung pada Sektor Khusus. Meskipun disebut sebagai "kota 1001 industri," Kabupaten Tangerang masih sangat tergantung pada sektor industri tertentu, seperti tekstil. Dampak pandemi membuat permintaan untuk produk tekstil turun drastis, sehingga beberapa pabrik di Kabupaten Tangerang terpaksa tutup dan melakukan PHK massal. Penurunan ini mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan hal ini juga berdampak pada penjualan toko-toko yang menjual produk dari industri tersebut.
- Adanya perubahan sosial dan ekonomi di daerah tertentu yang menyebabkan peningkatan harga tanah dan sewa yang dapat mengakibatkan pengusiran penduduk asli dan perubahan karakteristik lingkungan. Pertumbuhan cepat di daerah seperti Kecamatan Cisauk, yang merupakan pusat industri, perdagangan, dan jasa, telah menyebabkan gentrifikasi. Hal ini bisa dikenali dengan munculnya investor dan pendatang baru, naiknya harga tanah dan properti, serta perubahan sifat sosial-ekonomi daerah. Meskipun gentrifikasi dapat membawa manfaat seperti pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur, tetapi juga dapat menciptakan dampak negatif seperti menurunnya kegiatan gotong royong dan terjadinya perpindahan warga asli karena masalah ekonomi. Perkembangan BSD di Tangerang Selatan berdampak pada Kabupaten Tangerang meskipun wilayah administratifnya berbeda.
Walau menghadapi masalah yang sulit, Kabupaten Tangerang punya peluang besar untuk meningkatkan kualitas pekerjaan dan mengurangi angka pengangguran. Beberapa kemungkinan dan cara yang bisa digunakan antara lain:
- Pembangunan Infrastruktur Digital. Peningkatan infrastruktur digital di Kabupaten Tangerang dapat memberikan kesempatan baru dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Pemerintah bisa mendukung pertumbuhan startup, digitalisasi UMKM, dan pelatihan TIK.
- Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri sangat penting untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing tenaga kerja. Pemerintah dan perusahaan swasta bisa bekerjasama untuk menyediakan program pelatihan vokasional, kursus singkat, dan magang di perusahaan.
- Meningkatkan Mutu Tenaga Kerja. Pelatihan dan sertifikasi yang diakui bisa meningkatkan kemampuan kerja dan daya saing pekerja di pasar kerja. Pemerintah bisa bekerjasama dengan lembaga pelatihan dan sertifikasi untuk menyelenggarakan program yang bagus dan terjangkau.
Kesimpulan:
Pandemi COVID-19 telah berdampak besar pada ekonomi Kabupaten Tangerang dengan menyebabkan penutupan toko dan bisnis ritel bahkan beberapa perusahaan. Kombinasi pembatasan aktifitas, perubahan ke belanja online, dan pengaruh pada industri tertentu ikut berperan dalam fenomena ini. Dampaknya masih terasa sampai sekarang, menunjukkan perlunya strategi pemulihan ekonomi jangka panjang untuk membantu bisnis-bisnis yang terkena dampak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H