Mendengar itu, saya sebagai pendidik merasa iba, karena ada siswa yang ingin belajar untuk masa depannya
"Kalau mau belajar, ibu bisanya jam 4 sore karena ibu mengajar sampai jam 3"
"Ibu guru?"
"Iya, ibu guru SMP. Kapan mau belajarnya?"
"Kalau bisa besok Bu ya karena buat persiapan tes, karena saya belum bisa sama sekali" terlihat raut muka yang penuh harap.
"Baik kalau gitu besok ya kita mulai!"
Perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama. -Nadiem Anwar Makarim-
                                                                   ***
Selesai pembicaraan itu saya tertegun, dampak pandemi sangat luar biasa dalam dunia pendidikan anak SMA pun tidak mampu menggunakan aplikasi kantoran akibat dari pembelajaran online. Saya jadi bersyukur mengingat tiga tahun silam masa-masa pandemi ketika semua harus belajar dari rumah.Â
Saya yang mengajar kelas 7 dan belum mengetahui kemampuan anak didik, belum pernah bertatap muka bahkan ketika perkenalan diri di WA masih banyak yang menggunakan satu telepon seluler untuk berbarengan dengan orang tua dan saudaranya. Sering tidak memiliki paket dan susah sinyal. Sehingga membuat saya berpikir apa yang harus saya lakukan sehingga terpikirkan untuk membuat materi kemudian saya posting ke blog dan membuat tutorial ke youtube.
Bahkan untuk membuat tutorial di youtube saya upayakan untuk membuat konten dalam dua versi yaitu versi komputer dan versi telepon seluler. Sebagai contoh ketika saya membuat materi membuat tabel di Ms. Word saya buat tutorial yang menggunakan personal computer dan yang menggunakan handphone.Â