Mohon tunggu...
Rita Nurkhaedah
Rita Nurkhaedah Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswa

Tidak ada karya peetama yang bagus tetapi berusalaha bahwa ada saatnya karya anda menjadi terbaik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keramik Asing Sebagai Koleksi di Museum Lampung

12 November 2024   12:29 Diperbarui: 12 November 2024   12:29 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koleksi dari Museum Negeri Provinsi Lampung Keramik Asing (Piring), Keramik berasal dari Bahasa Yunani" Keramos" yang berarti barang pecah belah atau barang yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, oleh karena itu semua benda yang terbuat dari tanah liat dibakar dapat digolongkan sebagai keramik. Istilah keramik digunakan untuk barang-barang yang diglasir, terbuat dari bahan batuan (stonewer) dan porselin (porcelain) sedangkan untuk barang-barang yang terbuat dari tanah liat disebut tembikar/gerabah. Dalam penggunaan bahan seperti porselin hanya digunakan untuk membedakan antara keramik Asing dengan keramik lokal/gerabah. Keramik Asing umumnya dibuat dari bahan yang pembakarannya tinggi, dikenal dengan istilah bahan porselen dari bahan batuan. Sedangkan gerabah (keramik lokal) dibuat dari bahan tanah liat dengan pembakaran rendah

Keberadaan keramik Asing di Indonesia diperkirakan la abad. Abad pertama tarekh Masehi dengan ditemukannya keramik masa Dinasti Han yang pernah diteliti oleh Orsoy De Flines (1949 dan 974) dan Abu Ridho (1977) Koleksi Museum Nasional di Jakarta. Kerami keramik Asing yang ditemukan di seluruh Indonesia berasal dari Cina, Asia Tenggara, Jepang, Eropa, Timor Tengah. Keramik Asing banyak ditemukan di pulau- pulau yang menghasilkan barang ekspor seperti di Sumatera Utara penghasil kemenyan dan kapur barus, Lampung penghasil lada. Keramik Asing mula- mula dipakai sebagai alat tukar menukar atau sebagai hadiah untuk orang terkemuka, akan tetapi benda-benda keramik Asing itu belum diketahui tempat penemuan yang aslinya, karena setelah datang dari luar negeri

Barang  barang itu sudah berkali-kali berganti tangan pemilik sehingga tidak dapat dipakai untuk menentukan kapan waktu terjadinya hubungan dagang dengan negara-negara asal keramik. Hanya di beberapa tempat saja keramik yang ditemukan dalam kondisi utuh dari dalam tanah (ekskavasi) antara lain di daerah Sulawesi Selatan. Perkembangan selanjutnya pada abad-abad kemudian benda-benda keramik asing dipergunakan sebagai perlengkapan alat rumah tangga dan upacara. 

Keramik Asing di beberapa tempat juga digunakan dalam tradisi penguburan jenazah.Keramik yang ditemukan di Pugung Raharjo yang tertua dari Masa Dinasti Sung abad ke 10 M dengan ciri-ciri bahan dasarnya batuan abu-abu warna kecoklatan, lapisan glasur, tunggal berwarna kehijauan, retak-retak bagian belakang tidak di glasur dan polos, selain keramik dari masa Dinasti Sung ada juga dari Thailand abad ke 14-15 M. Temuan keramik di Situs Balung Jeruk berasal dari masa Dinasti Sung 11-12 M. Sedangkan hubungan dagang dan persahabatan Indonesia/Sumetara dengan negara-negara lain diperkirakan telah terjadi sekitar abad ke 7 M. 

Dimasa Sumatera terdapat kerajaan besar yaitu kerajaan Sriwijaya. Kontak dengan negara lainpun dilanjutkan dengan kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara pada abad ke 17 yang menambah perbendaharaan koleksi keramik di Indonesia, juga kedatangan Bangsa Jepang dan bangsa-bangsa lain sebagai suatu proses kontak baik perdagangan, politik dan sebagainya,Koleksi dari Keramik Asing (piring)  dapat ditegorikan menjadi Keramik China (dinasti ming,sung, dan ching), keramik Eropa, dan keramik persia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun