Sebagai mantan mukimin yang sempat tinggal di Arab Saudi selama 13 tahun, saya sangat merekomendasikan agar orang-orang di luar Saudi datang dan menikmati keindahan alam berikut peninggalan sejarahnya. Hebat luar biasa. Selama ini info tentang Arab Saudi hanya bulak balik seputar umroh, haji, TKI/TKW, minyak, padang pasir, onta, Laut Merah, Abaya, maupun soal tren 'mazhab' Wahabi saja. Bagi pecinta pariwisata, inilah salah satu destinasi unik yang belum banyak 'dijamah'. Sangat khas dan menantang. Visa Umrah Plus Saat ini, tren dunia pasal pariwisata sedang menggebu-gebu. Bahkan banyak negara menjual keindahan negerinya sebagai objek wisata yang menghasilkan devisa luar biasa. Membentuk imej negerinya menjadi negeri yang layak dikunjungi, diketahui oleh masyarakat internasional dan memberi dampak bisnis luar biasa. Lihatlah negeri jiran, Singapura dan Malaysia, misalnya. Namun apa yang terjadi dengan Arab Saudi? Sampai hari ini, hanya penduduk Saudi, mukimin (orang asing yang tinggal di Saudi) serta warga Teluk saja yang dapat menikmati keindahan bumi negeri yang memiliki dua kota suci Mekah dan Madinah itu. Ditambah segelintir orang yang sedang menjalankan umroh atau perjalanan dinas/bisnis dan itu pun tidak bisa jauh-jauh dari radius ibu kota negara Riyadh, Jeddah, Mekah dan Madinah. Padahal luas negera Arab Saudi sama dengan Indonesia. Pemerintah Arab Saudi melalui  Komite Pariwisata dan Purbakala Saudi telah mengumumkan, menyatakan akan mengeluarkan visa ‘Umrah-Plus’ untuk orang asing. Namun ini baru sebatas bagi penduduk  yang tinggal di Gulf Cooperation Council (GCC) yang mencakup Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar dan Uni Emirat Arab (UAE) selama mereka bergabung dalam paket tur. Bagaimana dengan orang asing di luar GCC? Itulah masalahnya! Arab Saudi termasuk salah satu negara yang pelit mengeluarkan visa. Negara ini hanya mengenal 4 jenis visa saja yaitu visa kerja (bisnis), visa umroh dan haji, visa studi dan visa kunjungan(ziarah). Sebagai mukimin, baik yang berstatus sebagai pekerja, pelajar dan mengikuti tugas suami/anak laki-laki (keluarga), maka kesempatan untuk menjelajahi Saudi terbuka lebar. Mereka boleh mengunjungi semua lokasi, kecuali dua kota suci Mekah dan Madinah yang terlarang bagi non muslim. Untuk masyarakat internasional, sampai hari ini, jangan harap bisa jalan-jalan berwisata ke bumi padang pasir ini karena visa turis belum ada. Tapiiiii.....inilah bedanya, jika Anda mendapat 'Wasta' alias katebelece dari orang penting kerajaan Arab Saudi berupa keistimewaan untuk berziarah ke Arab Saudi, semua 'kesulitan' di atas lenyap seketika. Silahkan arungi negeri bendera hijau ini. Sementara itu, jamaah umroh dan haji yang sudah berada di Haramain, mentok-mentok cuma bisa berwisata ke Jeddah. Mereka tidak diizinkan jalan-jalan ke kota lain, seperti kota sejuk Taif yang jaraknya cuma setengah jam dari Mekah. Padahal masa berlaku visa umroh bisa sampai satu bulan. Akhirnya, negara-negara luar Saudi yang memetik untung dari tertutupnya Arab Saudi dari bisnis wisata ini. Para provider bisnis  umroh dari Indonesia dan Malaysia saat ini bergelimang permintaan dengan menambahkan kunjungannya ke negara lain dalam paket umroh, seperti Paket Umroh Plus wisata ke Jerusalem, Eropa Barat, Turki, Bangkok, Cina, dan lain lain. Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H