Mohon tunggu...
Rita Audriyanti
Rita Audriyanti Mohon Tunggu... Penulis - Ibu rumah tangga

Semoga tidak ada kata terlambat untuk menulis karena dengan menulis meninggalkan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Catatan Tercecer Mantan Mukimin Arab Saudi (17): Arablish

7 Januari 2014   09:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:04 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1389059120186862079

Wow...binatang apa pula ini, Arablish? Seperti biasa, di negara-negara yang bukan berbahasa Inggeris, pengaruh bahasa tersebut bisa begitu kuat membaur ke dalam bahasa lokal. Katakanlah di Arab Saudi misalnya. Bahasa asli penduduk yaitu bahasa Arab, lalu karena pengaruh pendatang asing pemakai bahasa Inggeris dan semua pun merasakan bahwa bahasa Inggeris telah digunakan sebagai bahasa internasional, maka hal tersebut memberi efek saling pengaruh sehingga muncul fenomena baru berupa bahasa yang tercampur. Hal ini tidak terhindarkan. Apa lagi, kalangan anak muda, terutama, menggunakan bahasa slang ini sebagai bahasa pergaulan sehari-hari. Kurangnya pengetahuan tentang bahasa Arab atau Inggeris atau keduanya, atau bahkan ingin mendapatkan efek 'lucu', atau juga kemudahan dalam berbahasa, menjadikan Arablish (Arab English) ini sebagai kode diatara para pemakainya, terutama di kalangan anak muda. Apa lagi kita tahu bahwa huruf Arab sangat berbeda dengan huruf latin yang digunakan dalam bahasa Inggeris. Jadi, ketika pemakaian bahasa Arab dituliskan ke dalam latin, maka perlu mengkodean. Seperti contoh kode di bawah ini yang saya kutip dari http://en.wikipedia.org/wiki/Arablish: Arabic Arabish English ع 3 A ح 7 H ط 6 T ص 9 S ء 2 A خ 5 KH ق 8 Q Beberapa contoh penggunaanya: keef sa7tak, chou/shu 3am ta3mil (how is your health, what are you doing?) 7abibi (my love), la2 (no), khalas (enough, finish), keif 7alak (how are you) and ma3leish (it’s all right). “Hello, what’s your name please? I don’t understand,” (“madr7aban ma esmok arjook la afham.”) Penggunaan kata-kata ini semakin meningkat di dunia internet dan media sosial lainnya. Anak-anak muda atau mereka yang gaul akan menggunakan bahasa ini untuk berkomunikasi di sms, chatting di facebook, twitter, dan lain lain misalnya. Selain berpengaruh kepada bahasa tulis, ada pula pengaruh terhadap ragam bahasa lisan. Sebagai orang asing, ketika kita mendengar orang Arab berbicara dalam bahasa asing lainnya, seperti dalam menggunakan bahasa Inggeris atau bahasa Indonesia, perhatikan, akan terasa 'aneh' pengucapan beberapa huruf, seperti 'th' menjadi 'z', 'p' menjadi 'b'. Misalnya: Please, don't park here. (Tolong, jangan parking disini). Secara lisan yang kita dengar adalah: Bliz, don't bark here. (Tolong, jangan menyalak disini). Heheheee... Suatu kali, saya sedang berada di sebuah mall di Jeddah. Karena masih baru dan sedang dalam keadaan terburu-buru, saya bertanya kepada seorang petugas sekuriti yang sedang memelintir kumisnya di depan eskalator dimana toko yang menjual perlengkapa bayi. Jawabnya: "Maze Ke". Sampai tiga kali saya bertanya dan mendapat jawaban yang sama. Dan saya tetap bingung. Sambil meninggalkan si petugas, pelan-pelan saya cerna kata dari petugas tersebut dan saya berhasil. Oh, ternyata maksudnya: Mother Care. Hahahaaa.... Barangkali pembaca pun ingin belajar berbicara ala Arablish. Coba ini: "Ziz iz chef sbiking. If you want to drink Bipsi, bliz, and Zer iz a glass and a blet in ze kitchen. Ze bibel from Andonesia like eating rice with zup and bread with binat jam. After zet, bliz but all of ziz things on in ze dish washer. Zenkiu..." Bersambung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun