Mohon tunggu...
Rita Audriyanti
Rita Audriyanti Mohon Tunggu... Penulis - Ibu rumah tangga

Semoga tidak ada kata terlambat untuk menulis karena dengan menulis meninggalkan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pilih Apartemen, Ubah Mindset!

15 November 2013   10:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:09 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, sedang menuju ke arah pembangunan pemukiman berskala besar dengan memanfaatkan lahan tanah terbatas. Dengan banyaknya bangunan-bangunan hunian baru yang sedang dibangun saat ini, mudah-mudahan saja masalah tempat tinggal penduduk yang bekerja dan sekolah di tengah kota terpecahkan. Bagusnya sih ini dari dulu sehingga tidak terjadi ledakan masalah yang kompleks. Tapi, lebih baik terlambat daripada tidak berbuat sama sekali. Lebih baik Jakarta punya banyak Rusun, Apartemen maupun Kondominium.

Berbicara tentang bagaimana hidup di Apartemen atau Kondominium misalnya, berarti kita bicara tentang gaya hidup (life style). Kalau dibandingkan dengan negeri jiran Malaysia atau Singapura misalnya, mereka lebih dahulu berbuat. Setidaknya masalah pemukiman sudah terurai. Bagaimanapun, dengan adanya Rusun, Apartemen dan Kondominium di tengah kota besar, sebagian persoalan arus pergerakan perjalanan/perpindahan penduduk lebih efisien dibandingkan jika sebagian besar mereka tinggal di pinggir kota.

Memilih tinggal di Apartemen atau Kondominium (selanjutnya kita sebut saja Apartemen) khususnya di Indonesia, perlu adaptasi  baru dalam hal sikap dan perilaku. Apartemen sangat jauh berbeda dari rumah (landed house) baik fisiknya maupun perilaku penghuninya. Meskipun kita tinggal di rumah tipe 21, "rasa leluasa", hidup bertetangga dan kehidupan sosial di masyarakat lebih hidup karena cara hidup seperti ini telah menjadi tradisi masyarakat umum sebelumnya. Kalau penghuni kegerahan di dalam rumah, dengan hanya memakai sarung dan singlet lalu berkipas-kipas dengan sepotong koran, boleh duduk-duduk di pinggir jalan depan rumah sendiri sambil menyapa orang yang lalu lalang. Mana pantas demikian kalau tinggal di Apartemen.

Tinggal di Apartemen, baik milik sendiri maupun sewa, penghuni diminta untuk hidup lebih teratur dan tertib karena ikatan peraturannya lebih mengikat dibandingkan tinggal di rumah. Bayangkan, meskipun Apartemen itu milik sendiri tetapi pengelolaannya oleh sebuah perusahaan, maka penghuni tidak bisa main-main dengan saatnya membayar listrik, air, gas, keamanan, sampah, dan parkir misalnya.

Wilayah privasi penghuni juga sebatas ruang yang dimiliki. Tidak bisa semaunya menggunakan koridor depan pintu Apartemen sendiri. Boleh jadi kehidupan bersifat nafsi-nafsi (individualis), apa lagi jika bertetangga dengan orang asing. Penghuni harus berpikir ulang atau mencari trik bagaimana cara menjemur pakaian yang tidak merusak pemandangan umum, memasak ikan asin, mendengarkan musik semaunya, atau menerima banyak tamu. Dan tidak semua Apartemen menyediakan sarana peribadatan.

Jika aturan bersama ini yang disepakati secara tertulis sewaktu akan menempati Apartemen dilanggar, jangan marah penghuni akan mendapat teguran dan sanksi. Jadi, cara hidup penghuni di Apartemen lebih banyak diatur secara formal.

Kiat suksesnya adalah rubah mindset. Rubah pola pikir, sikap dan perilaku dari cara biasa tinggal di rumah dengan aturan yang tidak formal dan lebih bermasyarakat menuju cara baru yang lebih formal, teratur dan individualistis.  Taati aturan dan ciptakan hal-hal baru yang lebih kreatif tanpa mengganggu hak-hak penghuni lainnya. Sehingga hidup di Apartemen tetap nyaman dan bikin betah.

Salam Kompasiana!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun