Mohon tunggu...
RITA LOUSIANA  ANTHONY MM
RITA LOUSIANA ANTHONY MM Mohon Tunggu... Penulis - ENTREPRENEUR

Hobby: Main Film,Sinetron, Model, Traveling, Speeding driving, Berenang, Nonton Film, Makan -makan/Kulinary memiliki Banyak Cita-cita, sudah terkabul ada cita-cita baru Moto : Harus Bisa Dikerjakan sesulit Apapun itu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Persepsi dan Stress di Tempat Kerja Teori dan Penerapannya

27 Januari 2024   21:27 Diperbarui: 27 Januari 2024   21:31 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PERSEPSI DAN STRESS DITEMPAT KERJA TEORI DAN PENERAPANNYA

Meliputi:

1.Meliputi Definisi persepsi

2.Menjelaskan proses terjadinya persepsi dimulai dari sensasi dan organisasi persepsi 

3.Menjelaskan faktor yang mempengaruhi persepsi meliputi orang yang mempersepsi 

4.obyek yang dipersepsi dan situasi dimana terjadi proses persepsi 

5.Menjelaskan kesalahan dalam mempersepsi 

6.Menjelaskan manajemen impresi 

7.Menjelaskan penerapan konsep persepsi: self --fulfilling prophecy dan teori atribusi 

8. Menjelaskan pengertian stres dan konsep stres ditempat kerja

9. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi stres

10. Menjelaskan manajemen dan strategi mengatasi stress 

11.Menjelaskan definisi motivasi, Menjelaskan teori-teori motivasi

12.Menjelaskan hubungan antara motivasi, perilaku dan kinerja 

13. Menjelaskan penegakan aturan dan disiplin kerja serta 

14.Menjelaskan sistem penghargaan 

ke 14 Diantaranya merupakan Faktor-faktor yang terkandung didalam Persepsi dan Stress ditempatkerja, teori dan penerapannya

Masalah mental sering kali dilimpahkan kepada individu saja untuk diselesaikan. Ada perusahaan-perusahaan yang lepas tangan dan tidak ingin mengevaluasi budaya kerja di kantor setelah terdapat karyawan yang dilaporkan stres sehingga ia tidak lagi produktif sebagaimana mulanya. Pengabaian pihak kantor terhadap kondisi mental karyawan juga bisa mendatangkan ketidakadilan baginya. 

Manajemen stres adalah suatu keterampilan yang memungkinkan seseorang untuk mengantisipasi, mencegah, mengelola, dan memulihkan diri dari stres yang dirasakan karena adanya ancaman dan ketidakmampuan dalam coping yang dilakukan (Smith, 2002). Teknik-teknik dalam manajemen stres ini sangat banyak.

Dengan manajemen stress yang baik, karyawan akan lebih sehat dan memiliki imun tubuh tinggi. Karyawan yang sehat mampu menyelesaikan pekerjaan dengan performa positif sehingga hasilnya tidak mengecewakan. Artinya, pengelolaan tekanan secara tepat memiliki kaitan erat dengan produktivitas di tempat kerja.Ini Penyebab Stres karena Pekerjaan
intinya akan merugikan pihak produsen bila budaya ini tetap dibiarkan saja.


Banyak hal yang dapat dilakukan oleh karyawan untuk keluar dari situasi tersebut, beberapa diantaranya yaitu beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, olahraga, atau melakukan hobi mereka ketika selesai dari pekerjaan, dan meskipun itu hanya sementara efeknya namun cukup membantu mereka untuk melupakan permasalahan yang ada di kantor. Hal ini dilihat dari persepsi individu itu sendiri bagaimana menanggulanginya, ada yang mentalnya kuat ada yang lemah hingga pada akhirnya bisa membuat individu sampai  tidak berdaya ,serba salah jadinya.

Penting bagi perusahaan untuk memperhatikan kesejahteraan mental karyawan, terutama bila ada indikasi stress atau tekanan yang berlebihan seperti pada kasus para karyawan . 

Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Membuat lingkungan kerja yang sehat dan mendukung kesejahteraan karyawan, seperti menyediakan ruang terbuka dan tempat istirahat yang nyaman, serta mengadakan kegiatan yang mendukung kesehatan mental seperti yoga atau kesehatan.
2. Menyediakan dukungan dan sumber daya bagi karyawan yang mengalami masalah mental, seperti konseling atau dukungan psikologis, dan memastikan bahwa karyawan merasa nyaman dan aman dalam mencari bantuan.
3. Melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan dan memberikan kesempatan untuk memberikan masukan dan umpan balik, sehingga mereka merasa dihargai dan memiliki pengaruh pada keputusan yang memengaruhi pekerjaan mereka.
4. Memberikan pelatihan dan pengembangan karir yang membantu karyawan untuk meningkatkan keahlian mereka dan merasa termotivasi dalam pekerjaan mereka.
5. Menciptakan budaya kerja yang positif dan inklusif, dengan tekanan pada kolaborasi, penghargaan, dan kesulitan, serta menghindari perilaku yang merugikan seperti penghambatan atau perusakan.

Dengan menerapkan strategi ini, perusahaan dapat membantu karyawan merasa dihargai, didukung, dan termotivasi dalam pekerjaan mereka, sehingga mencegah terjadinya stres dan masalah mental yang dapat merugikan kesejahteraan karyawan dan produktivitas perusahaan secara keseluruhan.

Kesimpulan : 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun