Mohon tunggu...
Risza Artiana
Risza Artiana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Being Good Enough

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stress Mengganggu Pertumbuhan Remaja

25 Juni 2022   00:12 Diperbarui: 25 Juni 2022   00:16 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Getting older and having more pain" nampaknya sudah menjadi motto remaja saat ini.  

Mereka mencoba menjadi dewasa di usia remajanya. Apa saja hal yang membuat mereka merasakan rasa sakit akibat stress?  

Jawabannya adalah masalah. Masalah yang baik tercipta di lingkungan sekitar mereka (keluarga, sekolah, pertemanan) yang "katanya" Toxic,toxic, toxic!  maupun masalah yang mereka ciptakan dari dalam diri sendiri untuk diri sendiri yang terkenal dengan sebutan overthinking. 

Selain itu juga kemajuan teknologi saat ini, dimana remaja sering mengakses sosial media menjadi faktor utama. Penyerapan informasi yang mendalam secara bebas yang membuat mereka belajar dan mendapat pengetahuan lebih awal. Ini hal baik karena dapat menambah wawasan mereka, namun efek samping dari penyerapan ilmu yang dalam tersebut membuat standar kebahagiaan bagi mereka cukup tinggi selain itu terlarut dalam suatu kasus masalah yang seharusnya mereka tidak turut andil didalamnya. 

Melihat tak jarang banyak kebahagian semu yang ditunjukan di sosial media membuat pola pikir "oh bahagia harus seperti ini". Jika dulu standar kebahagiaan anak remaja seperti berkumpul bersama untuk bermain di alam sekitar, namun saat ini standar kebahagiaan beralih menjadi ajang kompetisi kemampuan individu di dunia maya. 

Apakah ini menghambat pertumbuhan remaja? 

Ya, secara tidak langsung ini menghambat proses pertumbuhan remaja. Ironinya adalah tingkat stress yang mereka dapatkan untuk mencapai standar kebahagiaan tinggi malah memicu terhambatnya hormon kebahagiaan dalam diri mereka itu sendiri . Apabila stress berlanjut mempengaruhi pola makan dan waktu tidur remaja, dimana kurangnya asupan gizi mereka yang membuat mereka terlihat pucat/kurus dan imun yang rendah sehingga pertumbuhan pun ikut terhambat. 

Lalu bagaimana solusinya?  Semua yang berlebihan terdapat efek sampingnya maka dari itu perlu pemahaman akan konsep bahagia itu sederhana dan secukupnya, untuk meminimalisir stress remaja yang nantinya dapat menghambat proses pertumbuhan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun