Mohon tunggu...
Risyanka NafishafaraIrvanti
Risyanka NafishafaraIrvanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah seorang mahasiswi. Saya memiliki hobi mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerita Temanku Membaca Buku Azzamine

13 Oktober 2022   18:43 Diperbarui: 13 Oktober 2022   18:46 1525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saya akan menceritakan kembali  pengalaman teman saya, Kholifah saat menbaca buku  Azzamine (Azam dan Jasmine).

Di dalam buku Azzamine yang ditulis oleh Shopie Aulia terdapat tokoh utama, yaitu Azzam yang mempunyai nama lengkap Raden Azzam Al Baihaqi dan Jasmine yang bernama lengkap Haura Jasmine. Di dalam cerita ini Azzam merupakan sosok laki-laki yang paham agama dan sholeh. Azzam marupakan lulusan Sastra Arab Universitas Al Azhar Kairo. Setelah lulus, Azzam mengajar di pondok pesantren milik bapaknya. Tidak hanya sebagai pengajar, Azzam juga memiliki pekerjaan lain, seperti imam masjid dan kreator video murotal Al Quran serta bahasa Arab di Youtube.

Haura Jasmine yang biasa dipanggil Jasmine merupakan seorang mahasiswa semester akhir yang tomboy dan percaya diri. Jika dilihat dari sifat mereka saling bertolak belakang, namun karena perjodohan mereka dipertemukan. Pada perjodohan ini, Azzam mulai tertarik dengan Jasmine, namun berbeda dengan Jasmine sedang mengalami kebingunan yang luar biasa. Jasmine bingung karena ia sudah menjalani hubungan selama empat tahun dengan teman SMA nya, yaitu Keana Deka Pratama. Tetapi hubungan yang Jasmine jalani dengan Deka tidak direstui oleh sang ayah.

Perjodohan antara Azzam dan Jasmine tidak seindah yang ada di televisi. Selalu banyak cobaan yang datang kepada keduanya. Azzam sosok laki-laki yang sholeh, sopan, dan memiliki aura yang tampan dijodohkan dengan Jasmine yang tomboy dan berani menjadi rintangan tersendiri untuk Azzam.

Jasmine merupakan mahasiswi semester akhir yang sedang disibukkan dengan skripsi dan dituntut oleh sang ayah untuk segera bertunangan dengan anak teman ayahnya. Jasmine bingung memilih untuk menerima atau menolak perjodohan ini. Jasmine masih memikirkan Deka yang menurutnya Deka merupakan laki-laki baik yang tidak pernah bermain-main dengan perasaan Jasmine.Walaupun banyak orang-orang yang kurang suka dengan Deka, namun Jasmine tetap menilai Deka adalah yang terbaik.

Hari demi hari perlakuan Azzam membuat Jasmine sedikit kagum dan luluh. Azzam selalu memperlakukan Jasmine seperti seorang ratu. Ia selalu menjaga Jasmine dari kejauhan serta memperhatikannya mulai dari hal-hal kecil. Perempuan mana yang tidak jatuh hati jika diperlakukan seperti itu.

Berbeda dengan Jasmine, Deka hanya bisa menggulung tubuhnya dengan selimut. Sejak ia tahu bahwa Jasmine perempuan yang sangat ia cintai ternyata sudah dijodohkan dengan laki-laki yang sifatnya sangat jauh dengan dirinya. Deka yang dikenal sangar dan jagoan seketika menjadi laki-laki yang paling menyedihkan.

Beberapa minggu berlalu, Azzam dan Jasmine sudah membuat kesepakatan mengenai tanggal untuk akad nikahnya. Jasmine kini sudah yakin bahwa ia mencintai Azzam. Ternyata Azzam yang akan menjadi calon suaminya merupakan teman kecilnya. Berbagai upaya telah Jasmine lakukan untuk menolak Azzam. Jasmine  merasa tidak pantas jika harus bersanding dengan Azzam. Namun Azzam pun tidak patah semangat, ia terus berusaha merebut cinta Jasmine, sampai akhirnya Jasmine benar-benar jatuh hati kepadanya.

Hari yang ditunggupun tiba. Hari dimana Jasmine sah menjadi istri dari Azzam. Jasmine menerima takdir ini dengan lapang dada dan ia merasa bersyukur karena dipertemukan laki-laki seperti Azzam yang menerima segala kekurangan yang Jasmine miliki dan mau menuntun Jasmine ke jalan yang diridhai oleh Allah.

Dari cerita Azzam dan Jasmine, Kholifah mendapatkan pelajaran bahwa hidup adalah perjalanan yang dimana semua itu tergantung bagaimana kita menjalaninya. Apapun yang terjadi dalam kehidupan kita adalah takdir Allah. Sejauh apapun kita menjauh, jika memang diitakdirkan untuk kita, maka kita tidak bisa menghindar. Hati kita milik Allah. Orang bisa tiba-tiba berubah perasaannya karena ada Allah yang maha membolak-balikkan hati hamba-Nya. Maka dari itu jika kita ingin meluluhkan orang, maka luluhkan melalui doa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun