Wanita itu perasa. Wanita itu suka dipuji. Wanita itu membutuhkan perhatian. Wanita itu membutuhkan pengertian lebih. Dan juga seorang wanita itu perlu dipahami. Wanita merupakan sosok yang unik. Wanita itu berbeda dengan laki – laki. Dan wanita itu special.
Kenyataan yang terjadi di sekitar kita, memang seorang wanita itu unik. Kata beberapa teman laki – laki juga wanita itu susah dipahami. Hubungan yang dijalin sesama wanita itu tak semudah dan selancar hubungan sesama lelaki. Teman – teman lelaki, walaupun mereka belum saling mengenal, ketika mereka bertemu dan memperbincangkan suatu hal, dalam waktu singkat pun mereka akan akrab dan nyambung banget. Dengan kata lain, para lelaki itu lebih mudah beradaptasi, dan lebih cepat akrab. Berbeda halnya dengan wanita, jika belum saling mengenal, untuk akrab pun butuh waktu yang lebih lama sekalipun wanita itu tipe yang supel. Dan tidak jarang, wanita itu tidak bisa menyatu dalam kelompok yang besar. Mereka cenderung mengelompok dalam kelompok – kelompok kecil. Misal saja siswa dalam suatu kelas, siswa yang perempuan itu pasti terbentuk dalam kelompok – kelompok, mereka lebih senang berkumpul dengan grup kecil, sehingga dalam kelas itu ada beberapa kelompok. Bahkan ada juga antara kelompok satu dengan kelompok lain itu tidak cocok, atau malah bermusuhan.
Ah betapa anehnya. Saya sendiri sebagai wanita, merasa heran, kenapa harus seperti ini? Mengapa seorang wanita tidak bisa seperti lelaki yang dalam menjalin pertemanan itu lebih mudah?
Berbicara tentang wanita itu tidak ada habisnya. Saya pun tidak pernah tahu mengapa wanita itu begitu kompleks.
Berbagai sifat yang khas dimiliki wanita membuat wanita itu berarti dan spesial. Wanita itu lembut, tapi bukan berarti lemah. Wanita itu perasa, bukan berarti tidak bisa berpikir. Bahwa semua yang dimiliki wanita, disitulah kekuatannya. Tapi banyak juga yang tidak menyadari akan hal tersebut.
Di zaman yang sudah serba maju ini, wanita sudah bisa lebih bermanfaat. Sudah banyak wanita karier sekarang ini, wanita juga banyak yang bisa mengerjakan apa yang dikerjakan laki – laki. Katanya sih itu yang dinamakan emansipasi wanita.
Tetapi ternyata efek dari emansipasi itu tidaklah semuanya positif. Ada satu cerita, dari seorang wanita yang umurnya belum begitu tua, dan pendidikannya juga tidak terlalu rendah, ia lulusan SLTA. Ceritanya, wanita tersebut menikah dengan seorang lelaki yang menjadi pemimpin suatu daerah. Awalnya, sifatnya masih biasa – biasa saja, namun lama kelamaan, sifat aslinya terlihat juga. Dia sangat mengagungkan jabatan yang dimilikinya hanya karena ia menikah dengan seorang pemimpin suatu daerah. Lama kelamaan ia sudah tidak mau menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri, dan juga ia makin membanggakan apa yang dipunyanya walaupun hanya sekadar jabatan. Dengan mengandalkan jabatannya, ia pun bisa bertindak apapun. Ia sangat gila untuk dihargai, gila untuk dipuji, semua hal dilakukannya untuk mendapatkan pujian dan penghargaan.
Selain itu, orang itu juga sangat kesal jika ada orang lain yang berurusan dengan suaminya sementara ia tidak diberi tahu atau dimintai izin. Perempuan itu akan melakukan berbagai cara sehingga ia harus selalu dihargai / dihormati oleh orang lain bahkan dengan saudara tuanya sendiri.
Benar – benar orang yang tidak tahu etika dan sopan santun. Ya karena pemikiran wanita itu mungkin sudah dipenuhi oleh dunia, dipenuhi penghargaan , dan pujian. Wajar jika seorang wanita berpikir seperti itu, karena memang pada dasarnya wanita seperti itu. Wanita membutuhkan pemahaman, penghargaan, dan pujian, namun tidak seharusnya juga seorang wanita hanya memikirkan hal itu. Semua itu akan menjadi benar jika ditempatkan di waktu dan tempat yang tepat.
Karena seorang wanita itu ingin dimengerti, ingin dihargai, namun jika dia tidak menghargai dan mencoba untuk mengerti keadaan orang lain, orang lain juga tidak akan membalasnya. Jadi tidak semata – mata kita sebagai wanita itu hanya menuntut ego kita, namun juga tetaplah berusaha untuk memikirkan orang lain. Seseorang tidak akan dihargai dan dihormati jika orang tersebut tidak menghargai dan menghormati orang lain.
Wahai para wanita di Indonesia, dan seluruh dunia, cobalah untuk menjadi pribadi yang tidak egois. Kita memiliki banyak kelebihan, kita semua unik, kita memang berbeda, dan kita bisa menjadi apa yang kita inginkan. Namun jangan manfaatkan semua itu untuk kepentingan diri kita sendiri. Kita hidup bersama orang lain, jika kita menginginkan sesuatu dari orang lain, kita juga harus melakukannya terhadap orang lain tersebut. Karena segala perbuatan yang kita lakukan akan kembali pada diri kita sendiri.
Perhatikan dan manfaatkan potensi serta keunikanmu ya. Karena setiap wanita itu unik, setiap wanita itu special. ^_^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H