Kadang saya merasa ada yang menggelitiki saya ketika ada seseorang dengan percaya diri berkata "Korea Utara itu pasti negara komunis!". Bukan karena saya tidak menghormati pendapat mereka, namun ada baiknya apabila kita semua melakukan crosscheck terhadap semua hal yang masih belum diketahui kebenaran pastinya. Apakah kita hanya mendengar kabar tentang Korea Utara dari satu sisi semata? Bagaimana kalau kita melihat Korea Utara dari sisi yang lainnya?
Yang perlu pertama-tama semua orang ketahui, Korea Utara adalah negara sosialis. Konstitusi 1972 Republik Rakyat Demokratik Korea, dalam pasal 1, menyatakan bahwa "Republik Rakyat Demokratik Korea adalah negara sosialis merdeka yang merepresentasikan kepentingan segala Rakyat Korea.". Pasal tersebut memang telah mendeklarasikan bahwa Korea Utara adalah suatu negara sosialis, namun apakah Korea Utara adalah negara komunis? Yang pasti adalah, sejak 2009, Korea Utara menghapus kata komunisme dari konstitusinya.
Ideologi resmi yang dianut oleh Korea Utara adalah Juche yang diciptakan oleh Kim Il-sung. Prinsip utama dari ideologi ini adalah berdikari yang dijabarkan dalam tiga prinsip fundamental Juche: berdikari dalam politik, berdikari dalam ekonomi, berdikari dalam pertahanan negara. Ideologi ini menyatakan bahwa manusia menguasai dan menentukan takdirnya sendiri yang membuat ideologi ini lebih cenderung ke autarki. Dalam penerapannya, ideologi ini akan terus mengalami perkembangan dan terus menjauh dari ideologi komunisme yang murni.
Ideologi Juche memiliki ideologi pelengkap resmi yang bernama Songun yang ditambahkan oleh Kim Jong-il. Prinsip ideologi tambahan ini sangat mudah untuk dimengerti, yaitu militer diutamakan dalam kehidupan negara. Penerapan ideologi ini memiliki kemiripan dengan Dwifungsi ABRI, namun Songun benar-benar mengutamakan militer dalam setiap segi kehidupan negara sehingga posisi gun (militer) setara dengan posisi dang (partai) dalam struktur kehidupan negara di Korea Utara.
Contoh dari penerapan ideologi Songun dapat ditemui di dalam hubungan sosial antara militer dan rakyat biasa, salah satunya adalah militer mendapat jatah distribusi makanan lebih besar dibandingkan rakyat biasa, contoh lainnya adalah militer juga diprioritaskan dalam menggunakan transportasi kereta api yang membuat rakyat biasa harus menunggu lama karena jalur kereta api di Korea Utara rata-rata hanya satu jalur, dan masih banyak lagi fasilitas yang diprioritaskan untuk militer.
Dalam penerapan sosialis Korea Utara dengan ideologi Juche, Korea Utara benar-benar menjadi berbeda dengan negara komunis lainnya. Dalam diplomatik, ketika terjadi Perpecahan Sino-Soviet pada akhir 1950-an, Korea Utara yang awalnya pro-komunis kemudian berpindah haluan menjadi independen setelah membersihkan semua faksi dalam Partai Pekerja Korea dan menjadi anggota Gerakan Non Blok pada 1976. Dalam pertahanan nasional, Korea Utara mengembangkan Tentara Rakyat Korea secara signifikan dan, dengan dukungan dari ideologi Songun, menjadi salah satu militer terkuat di dunia, juga menjadi negara yang mampu mengembangkan kekuatan nuklirnya sendiri.
Propaganda dan kultus individu yang radikal di negara tersebut menjadikan Korea Utara sebagai negara nasionalis teokratik yang berbeda dengan negara komunis lainnya. Korea Utara benar-benar mengkultuskan Kim Il-sung dan Kim Jong-il lebih ekstrem daripada Joseph Stalin sekalipun. Tempat lahir Kim Il-sung di Mangyongdae dan Kim Jong-il yang (diyakini) terletak di suatu rumah di Gunung Paektu menjadi tempat ziarah rutin masyarakat di Korea Utara, lagu-lagu di Korea Utara kebanyakan dibuat untuk mengultuskan mereka berdua (selain lagu-lagu untuk partai dan militer), masing-masing mendapatkan gelar permanen setelah wafat (Kim Il-sung menjadi Presiden Abadi, Kim Jong-il menjadi Sekjen Partai Abadi), dan masih banyak lagi kultus individu dan propaganda lainnya.
Propaganda dan kultus individu yang radikal, dari Nasionalisme Korea hingga kultus Keluarga Kim, menjadikan Korea Utara sebagai negara nasionalis yang mendukung Reunifikasi Korea dan sebagai negara teokratik yang mendewakan dan memuja Kim Il-sung dan Kim Jong-il. Tentu hal ini bertentangan dengan negara komunis lainnya yang mengadopsi state atheism dan menghindari segala hal yang mendekati unsur ketuhanan.
Korea Utara memang berdiri dengan bantuan Uni Soviet yang komunis, Korea Utara juga tetap ada setelah Perang Korea dengan bantuan dari RRT yang juga komunis. Namun, itu tidaklah menjamin bahwa Korea Utara akan menjadi negara komunis secara otomatis mengikuti Uni Soviet atau RRT. Seperti kita yang mempunyai Pancasila, Korea Utara juga mempunyai Juche dan Songun sebagi ideologi resmi negara mereka. Saya tidak melarang orang tetap berpendapat bahwa Korea Utara itu negara komunis karena itu hak seseorang untuk berpendapat, namun ada baiknya jika kita mau crosscheck, bahkan memperdalam ilmu, tentang apa yang belum kita ketahui dan pahami secara lengkap.
Sumber:
Kim, Jong-il. 1982. On the Juche Idea. Pyongyang: Foreign Language Publishing House