Mohon tunggu...
Risya AngelitaGayatri
Risya AngelitaGayatri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Saya adalah seorang penulis di CV.Rumah Mesin,hobi saya adalah menulis dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peluang Usaha Kompos Cair yang Menguntungkan untuk Pemula

9 September 2024   16:15 Diperbarui: 9 September 2024   16:36 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kalau kamu tertarik untuk masuk ke dunia bisnis pertanian, pertimbangkan deh untuk memulai usaha pupuk organik. Ini bukan hanya soal memproduksi pupuk, tapi juga tentang memanfaatkan bahan limbah untuk menghasilkan cuan yang melimpah. 

Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan bahaya bahan kimia, permintaan pupuk organik semakin melonjak. Belum banyak pelaku usaha di bidang ini, jadi ini adalah peluang emas untuk kamu.

Langkah-langkah dan tips untuk Peluang Usaha Kompas Cair yang Menguntungkan

Berikut adalah langkah-langkah dan tips penting buat memulai bisnis pupuk organik yang dijamin sukses.

1. Pengumpulan Sisa Bahan Organik

Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah mengumpulkan bahan organik yang akan digunakan untuk membuat pupuk. Kamu bisa memanfaatkan berbagai jenis sampah organik seperti dedaunan, sisa sayuran, kulit buah, hingga kotoran hewan. Perhatikan, jika bahan-bahan ini ukurannya besar, sebaiknya dipotong kecil-kecil agar lebih mudah terurai dan masuk ke wadah pengomposan.

2. Memasukkan ke Wadah Pengomposan

Setelah bahan-bahan terpotong kecil, campurkan dengan larutan starter yang berguna untuk mempercepat proses penguraian. Jika campuran pupuk organik terlalu basah, kamu bisa menambah sekam atau serbuk kayu agar lebih kering. Masukkan campuran ini ke dalam wadah pengomposan lalu tutup rapat-rapat. Pastikan wadah dalam kondisi tertutup untuk menjaga kelembapan dan suhu di dalamnya.

3. Proses Inkubasi

Proses inkubasi ini membutuhkan waktu sekitar 3-6 minggu. Selama masa ini, kamu harus rutin mengecek perkembangan kompos. Cara mengeceknya adalah dengan memasukkan jari ke dalam campuran hingga sedalam 2 cm. Jika campuran terasa hangat, itu tanda bahwa proses penguraian sedang berlangsung dengan baik. Jika tidak ada sensasi hangat, tambahkan sedikit air untuk memicu kerja mikroorganisme. Jangan lupa untuk mengaduk campuran secara berkala agar proses penguraian lebih merata.

4. Panen Pupuk Organik

Setelah proses inkubasi selesai, tanda pupuk siap panen adalah warnanya sudah berubah menjadi hitam. Sebelum dipasarkan, pastikan untuk mengeringkan, mencacah, dan menyaring pupuk. Dengan begitu, pupuk yang dihasilkan akan bebas dari bau dan kualitasnya lebih baik, sehingga bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi. Biasanya, harga jual pupuk organik bisa mencapai Rp30.000 hingga Rp50.000 per kemasan, tergantung kualitas dan kemasan.

5. Strategi Promosi Pupuk Organik

Untuk memasarkan pupuk organik yang kamu hasilkan, manfaatkan media sosial sebagai platform promosi. Bagikan informasi mengenai produk pupuk organik yang kamu jual, serta manfaat dan cara penggunaannya. Selain itu, pertimbangkan untuk membuat website atau menggunakan marketplace online untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.

Kunci Sukses Bisnis Pupuk Organik

1. Kualitas Produk: Pastikan pupuk organik yang kamu hasilkan melalui proses pengeringan, pecacahan, dan penyaringan yang baik agar tidak berbau dan tahan lama.

2. Sertifikasi: Usahakan pupuk organik yang kamu produksi mendapatkan sertifikasi dari Departemen Pertanian. Ini akan menambah kepercayaan pelanggan terhadap produk yang kamu miliki. Untuk mendapatkan sertifikasi, ajukan permohonan ke Departemen Pertanian dan lakukan pengujian di laboratorium kimia.

3. Kerjasama dengan Kelompok Tani: Bekerja sama dengan kelompok tani lokal bisa membantu memasarkan produk pupuk organik. Mereka bisa jadi pelanggan tetap yang membeli dalam jumlah besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun