Sudah memasuki senja hari, hampir tidak terasa waktu berjalan. Karena seperti beberapa menit saja rasanya, semenjak aku minum secangkir teh tadi pagi.
Kutunggu rintik hujan, di sini belum turun. Tapi mungkin saja di belahan bumi yang lain, butiran-butiran hujan yang kurindu malahan sudah membasuh tanah-tanahnya.
Ada keteduhan di musim penghujan. Teduh dan sejuk yang menghapus lara dari teriknya mentari. Tetes- tetes air yang berukuran halus dapat meluruhkan polusi di udara, juga.
Burung-burung bangau di telaga, seperti yang sering disenandungkan di sebuah lagu, mungkin juga tengah menunggu hujan. Seperti aku. Bertahan menanti hujan.
Rasanya seperti menunggu lampu-lampu di pemukiman, yang masih lama menyalanya.