Mohon tunggu...
Riswandi Yusuf
Riswandi Yusuf Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

melintasi batas waktu dengan menulis, maka kau akan tetap hidup walaupun dirimu sudah tiada...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kejahatan, Kebencian, Permusuhan tak diciptakan

9 April 2020   19:06 Diperbarui: 9 April 2020   19:11 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dibalik agung dan jayanya sebuah peradaban, banyak sekali yang dibangun dengan jasad-jasad manusia yang menumbal karna kalah perang dalam ketakberdayaan atau sekedar korban dalam ketakberdosaan

Dan yang paling mengerikan adalah, kejahatan peradaban yang bisa membantai jutaan nyawa, tercipta dari satu sosok tunggal "ambisi membunuh", yaitu sang penguasa. Sebutlah misalnya Hitler, dengan genosida holocaustnya, cukup satu penentu eksekusi saja, hitler sang raja, dengan perintah "musnahkan mereka semua!!!, maka kurang lebih 6 juta orang yahudi mati dibunuh. 

Ada seorang Timur Lenk, sang legenda kekejaman, Penguasa Turki-Mongol dan pendiri Kekaisaran Timurid di Persia dan Asia Tengah. Hanya untuk sekedar ambisi ekspansi kuasa, ia telah membunuh 19 juta orang. 

Sifat bengisnya, menumpuk dua ribu orang dan disemen hidup-hidup ke dinding. lalu kemudian 90 ribu manusia dibantai dan kepalanya disemen ke dalam 120 menara. Ia juga dikabarkan mengubur hidup-hidup 4 ribu orang di salah satu wilayah penaklukannya. Walaupun Timur Lenk seorang Islam, agama yang bernuansa cinta, tapi dia adalah perwujudan dari "manusia jahat" dengan kejahatan yang diciptakan oleh dirinya sendiri. 

Dan masih banyak lagi berbagai genosida genosida dan pembunuhan massal demi untuk melanggengkan eksistensi peradaban dengan berbagai bentuknya. Maka sejatinya kekuasaan adalah jabatan dan tempat yang paling jujur di mana manusia benar benar kelihatan siapa dirinya. Apakah ia menciptakan kejahatannya sendiri atau mengikuti sifat cinta yang berasal dari Tuhan. 

Cinta dengan berbagai sifat dan bentuknya, yang merupakan ciptaan Tuhan, seperti kata Einstein, dan ketika ia merasuki kekuasaan, maka sang penguasa, akan menjadi perwujudan dari makna manusia sebagai Khalifah fil ardh, wakil Tuhan di muka bumi, yang kekuatan cintanya terasa bahkan sejauh "perjalanan 70 ribu tahun cahaya". Alegoris

Meski sejarah peradaban telah dinodai oleh kejahatan, tapi sosok sosok sang pecinta tidak pernah putus, yang bahkan membentuk peradaban lebih kuasa dan lebih dalam serta menyucikan peradaban yang jahat. Marilah kita ingat dan sebut siapa siapa sang penentu jalan peradaban cinta itu, yang melahirkan peradaban cinta hingga akhir. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun